Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Kemarau, Mengapa Wilayah Gunung Lebih Dingin sampai Muncul Embun Es?

Kompas.com - 27/07/2020, 13:30 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah, kembali viral karena fenomena embun es (frost) yang kembali muncul.

Pada puncak musim kemarau seperti ini, suhu di wilayah pegunungan memang terasa lebih dingin dari biasanya. Tahun lalu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mencatat fenomena embun es juga terjadi di Semeru, Bromo, dan Gunung Gede tepatnya pada 17 Juli 2019.

Suhu terdingin tercatat di Tretes yaitu 12,6 derajat Celcius, dan Ruteng yaitu 14,6 derajat Celcius.

Baca juga: Bagaimana Embun Es di Dieng Bisa Terbentuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Dr Indra Gustari, ST., M.Si., selaku Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG menyebutkan bahwa dinginnya suhu di pegunungan pada musim kemarau diakibatkan angin monsun Australia (angin timuran).

“Disebabkan oleh monsun Australia (angin timuran) yang kering dan bertiup lebih kuat melewati lautan yang juga dingin,” tutur Indra kepada Kompas.com, Minggu (16/7/2020).

Memasuki puncak musim kemarau, setiap tahun wilayah Indonesia bagian selatan memang dilaporkan merasakan suhu lebih dingin pada malam hari, terutama saat langit cerah.

Embun es di kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2020) pagi.KOMPAS.COM/DOK DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN BANJARNEGARA Embun es di kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2020) pagi.

Intrusi udara kering

Selain angin monsun Australia, suhu dingin pada malam hingga dini hari di berbagai wilayah Indonesia pada puncak musim kemarau juga dipengaruhi oleh dry intrusion atau intrusi udara kering.

Gambar peta Indonesia lewat citra satelit di bawah ini menunjukkan Oulau Jawa dikelilingi oleh warna cokelat.

Baca juga: Suhu Dingin sampai September, Bagaimana Cara agar Tidak Pilek?

“Warna cokelat ini artinya dry atau kering. Nah, inilah fenomena dry intrusion yang mengakibatkan kita sering kedinginan pada malam hingga pagi hari saat musim kemarau,” tutur Agie Wandala, Kepala Sub Bidang Iklim dan Cuaca BMKG kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Selain itu, lanjut ia, kondisi langit cerah tanpa tutupan awan di Jawa saat ini juga dapat memaksimalkan pancaran gelombang Bumi pada malam hari. Hal itu menyebabkan suhu di permukaan Bumi relatif akan lebih cepat turun dan lebih dingin dari biasanya pada malam hari.

“Jadi selama musim kemarau akan terjadi kondisi-kondisi di mana suhu pada pagi hari akan terasa dingin. Tidak hanya di Jakarta atau Bandung tapi juga sebagian besar pulau jawa,” tutur Agie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com