Pencegahan ini akan optimal jika mencuci tangan dilakukan dengan baik dan benar, menggunakan air mengalir dan sabun, lama 40-60 detik, serta mengikuti metode 6 langkah sesuai anjuran Kementerian Kesehatan yang diadopsi dari WHO.
Ini enam cara mencuci tangan yang baik dan benar:
Mencuci tangan yang baik harus menggunakan sabun dan air yang mengalir pada langkah pertama dan keenam di atas. Peran sabun menjadi penting karena dapat melarutkan lapisan lemak, termasuk yang dikandung pada selubung virus dan dinding bakteri.
Selanjutnya, penggunaan air mengalir juga akan membilas virus atau bakteri yang masih tersisa di permukaan tangan kita.
Hubungan antara mencuci tangan dengan baik dan benar dan menurunnya berbagai penyakit infeksi telah lama diketahui. Penurunan kejadian penyakit diare akibat dari cuci tangan yang baik merupakan contoh klasik.
Sebuah riset di Jember dengan responden 300 anak SD menemukan korelasi yang sangat kuat antara perilaku cuci tangan dan insiden diare. Makin baik mencuci tangannya, makin kecil risiko kejadian diare.
Demikian pula riset di Sidoarjo, dengan sampel 58 ibu dari anak-anak berusia di bawah 5 tahun, menemukan hubungan antara mencuci tangan yang kurang baik dari seorang ibu dan kejadian diare pada balitanya.
Hubungan antara infeksi saluran napas akut (ISPA) dengan perilaku mencuci tangan yang kurang baik ditemukan dalam riset di Semarang dengan sampel 128 anak.
Tanpa disadari tangan kita sering menyentuh bagian wajah, termasuk hidung dan mulut. Dengan mencuci tangan, mikroba yang menempel pada tangan dapat dihilangkan sehingga kejadian infeksi saluran napas dapat dikurangi.
Riset lainnya juga menyimpulkan dampak cuci tangan mampu menurunkan kejadian kecacingan.
Perubahan perilaku secara individual dan komunal agar lebih sehat sebenarnya hal yang sulit. Pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk cepat berubah. Pandemi ini merupakan faktor pendorong yang kuat bagi masyarakat untuk meningkatkan higiene pribadi.
Di tengah dampak psikologis pandemi, anjuran cuci tangan dituruti oleh sebagian masyarakat secara responsif.
Dalam waktu singkat, harga masker dan hand sanitizer meningkat serta menjadi barang yang langka.
Penggunaan hand sanitizer dapat menjadi alternatif saat bepergian saat akses untuk fasilitas mencuci tangan dengan air dan sabun sulit diakses. Namun penggunaan hand sanitizer kurang efektif pada tangan yang sangat kotor, sehingga belum dapat sepenuhnya menggantikan proses cuci tangan dengan sabun.
Karena itu, mencuci tangan dengan air dan sabun tetap dianjurkan setelah beberapa kali membersihkan tangan dengan hand sanitizer.