Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Keajaiban Cuci Tangan, Bisa Cegah Penyakit Termasuk Covid-19

Kompas.com - 10/07/2020, 20:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pencegahan ini akan optimal jika mencuci tangan dilakukan dengan baik dan benar, menggunakan air mengalir dan sabun, lama 40-60 detik, serta mengikuti metode 6 langkah sesuai anjuran Kementerian Kesehatan yang diadopsi dari WHO.

Ini enam cara mencuci tangan yang baik dan benar:

  1. Basahi tangan, gosokkan sabun, lalu gosok kedua telapak tangan dengan arah memutar.
  2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian.
  3. Gosok sela-sela jari hingga bersih.
  4. Bersihkan ujung jari bergantian dengan posisi mengunci.
  5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
  6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan, gosok perlahan secara bergantian, kemudian bilas dengan air.

Mencuci tangan yang baik harus menggunakan sabun dan air yang mengalir pada langkah pertama dan keenam di atas. Peran sabun menjadi penting karena dapat melarutkan lapisan lemak, termasuk yang dikandung pada selubung virus dan dinding bakteri.

Selanjutnya, penggunaan air mengalir juga akan membilas virus atau bakteri yang masih tersisa di permukaan tangan kita.

Cuci tangan cegah diare dan infeksi saluran nafas

Hubungan antara mencuci tangan dengan baik dan benar dan menurunnya berbagai penyakit infeksi telah lama diketahui. Penurunan kejadian penyakit diare akibat dari cuci tangan yang baik merupakan contoh klasik.

Sebuah riset di Jember dengan responden 300 anak SD menemukan korelasi yang sangat kuat antara perilaku cuci tangan dan insiden diare. Makin baik mencuci tangannya, makin kecil risiko kejadian diare.

Demikian pula riset di Sidoarjo, dengan sampel 58 ibu dari anak-anak berusia di bawah 5 tahun, menemukan hubungan antara mencuci tangan yang kurang baik dari seorang ibu dan kejadian diare pada balitanya.

Hubungan antara infeksi saluran napas akut (ISPA) dengan perilaku mencuci tangan yang kurang baik ditemukan dalam riset di Semarang dengan sampel 128 anak.

Tanpa disadari tangan kita sering menyentuh bagian wajah, termasuk hidung dan mulut. Dengan mencuci tangan, mikroba yang menempel pada tangan dapat dihilangkan sehingga kejadian infeksi saluran napas dapat dikurangi.

Riset lainnya juga menyimpulkan dampak cuci tangan mampu menurunkan kejadian kecacingan.

Perlu dukungan banyak pihak

Perubahan perilaku secara individual dan komunal agar lebih sehat sebenarnya hal yang sulit. Pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk cepat berubah. Pandemi ini merupakan faktor pendorong yang kuat bagi masyarakat untuk meningkatkan higiene pribadi.

Di tengah dampak psikologis pandemi, anjuran cuci tangan dituruti oleh sebagian masyarakat secara responsif.

Dalam waktu singkat, harga masker dan hand sanitizer meningkat serta menjadi barang yang langka.

Penggunaan hand sanitizer dapat menjadi alternatif saat bepergian saat akses untuk fasilitas mencuci tangan dengan air dan sabun sulit diakses. Namun penggunaan hand sanitizer kurang efektif pada tangan yang sangat kotor, sehingga belum dapat sepenuhnya menggantikan proses cuci tangan dengan sabun.

Karena itu, mencuci tangan dengan air dan sabun tetap dianjurkan setelah beberapa kali membersihkan tangan dengan hand sanitizer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com