Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lupakan, Penularan Penyakit karena Nyamuk Masih Terus Terjadi

Kompas.com - 03/07/2020, 10:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Meskipun ban menyumbang kurang dari 1 persen dari semua kontainer, peneliti menemukan bahwa ban mengandung hampir sepertiga nyamuk.

Temuan menunjukkan bahwa mengurangi jumlah wadah yang tidak digunakan yang tergeletak bisa menjadi cara yang efektif dan efektif untuk pengendalian nyamuk.

Daripada mencoba untuk menutupi atau mengurangi jumlah semua wadah penampung air atau semua wadah dari jenis tertentu - pendekatan yang kompleks dan sulit bagi anggota masyarakat untuk bertahan - intervensi kesehatan nasional dan lokal harus menargetkan habitat yang paling mungkin menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Kunci dari upaya ini adalah pendidikan dan pemberdayaan, serta acara komunitas seperti pembersihan sampah untuk mengelola akumulasi wadah tanpa tujuan, menurut para peneliti yang menekankan bahwa perempuan dan anak-anak adalah agen perubahan yang paling mungkin.

Baca juga: Mengapa Nyamuk Demam Berdarah Merajalela di Musim Hujan?

Wanita, yang paling mungkin mengumpulkan dan menyimpan air untuk rumah tangga, dapat menggunakan jaring sederhana, seperti kelambu robek, untuk menutupi ember cucian.

Anak-anak, yang umumnya lebih bersedia untuk terlibat dengan ide-ide baru dan melakukan perilaku baru, dapat mengumpulkan wadah yang tidak digunakan atau mengubah ban yang tidak digunakan menjadi mainan sehingga mereka tidak akan mengumpulkan air untuk perkembangbiakan nyamuk.

"Kedengarannya sederhana, tetapi menargetkan wadah tertentu dengan sengaja dapat memiliki dampak besar," kata penulis utama studi Jenna Forsyth, seorang peneliti pascadoktoral di Stanford Woods Institute for the Environment.

"Itu biaya rendah, membutuhkan perubahan perilaku yang relatif kecil dan dapat ditingkatkan dengan mudah."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com