Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan dari Induknya, Lumba-lumba Belajar Trik Berburu dari Temannya

Kompas.com - 26/06/2020, 18:04 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Sciencemag

KOMPAS.com - Ada yang menarik perhatian para peneliti saat sedang mengamati lumba-lumba hidung botol di Shark Bay, Australia. Lumba-lumba terlihat sedang melakukan trik yang tak biasa untuk berburu mangsa.

Melansir Sciencemag, Kamis (25/6/2020) lumba-lumba tersebut memanfaatkan kerang sebagai perangkap dengan cara menggiring ikan masuk ke cangkang kerang kosong yang besar.

Selanjutnya kerang dibawa ke permukaan dan lumba-lumba mengocoknya dengan keras supaya ikan terjatuh langsung ke mulut lumba-lumba yang terbuka.

Trik berburu yang dikenal dengan "shelling" ini merupakan contoh kedua bagaimana lumba-lumba mampu menggunakan alat saat berburu.

Baca juga: Lumba-lumba Pink di Perairan Hong Kong, Apakah Mamalia Terancam Punah?

Sebelumnya pada tahun 1997, para peneliti menemukan lumba-lumba hidung botol memakai spons laut untuk melindungi moncong mereka saat mencari ikan di dasar laut.

Namun selain trik berburu tak biasa itu, rupanya peneliti juga mengungkap hal lain yang tak kalah menarik.

Dari hasil pengamatan, para peneliti menemukan bahwa lumba-lumba belajar teknik 'shelling' dari teman-teman mereka. Temuan ini pun menjadi yang pertama diketahui pada mamalia laut tersebut.

Hasil tersebut berdasarkan survei yang dilakukan antara 2007 hingga 2018. Ahli ekologi perilaku Max Planck Institute of Animal Behaviour Sonja Wild dan rekan-rekannya mendokumentasikan hampir 5.300 penampakan lumba-lumba dan mengidentifikasi lebih dari 1.000 lumba-lumba.

Baca juga: Kepribadian seperti Manusia, Lumba-lumba Juga Pemalu dan Pemberani

Dari pengamatan tersebut, tim ahli menemukan bahwa terdapat sekitar 19 lumba-lumba yang berasal dari tiga garis keturuan genetik.

Selama kurun waktu tersebut, peneliti juga menemukan setidaknya ada 42 kali lumba-lumba melakukan shelling.

Setelah menganalisis data yang terkumpul, tim peneliti pun menyimpukan jika aktifitas berburu dengan trik yang tak biasa itu cenderung dilakukan bersama dengan lumba-lumba yang masuk dalam satu generasi atau dari teman ke teman. Bukan dengan lumba-lumba yang berbeda generasi atau dari induk ke anak.

Richard Connor, ahli perilaku ekologi University of Massachusetts, Dartmouth yang tak terlibat dalam studi ini pun menyebut bahwa jika temuan ini benar adanya, maka akan menjadi keuntungan bagi lumba-lumba untuk menghadapi lingkungan yang berubah.

Baca juga: Pertama Kalinya, Ahli Temukan Lumba-lumba Adopsi Anak Paus

"Fleksibilitas mempelajari cara mencari makan baru dari teman jelas akan membantu," katanya.

Temuan ini telah dipublikasikan di Current Biology.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com