Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lihat Gerhana Matahari dengan Film X-ray dan Air, Ini Alasannya

Kompas.com - 21/06/2020, 10:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mulai siang nanti, sejumlah wilayah di Indonesia dapat menyaksikan fenomena menarik yaitu Gerhana Matahari Cincin (GMC).

Karena fenomena GMC jarang terjadi, banyak masyarakat antusias ingin melihatnya.

Berbagai peralatan pun dipersiapkan. Entah itu peralatan yang sengaja dibeli atau dibuat sendiri menggunakan bahan yang ada.

Namun ternyata, ada beberapa alat - yang mungkin kita anggap aman untuk melihat GMC - ternyata tidak aman dan tidak disarankan.

Berikut beberapa cara populer melihat Gerhana Matahari yang tidak aman dan tidak boleh dilakukan lagi menurut astronom amatir Marufin Sudibyo.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020, Ini Serba-serbi Waktunya

1. Pantulan dengan air

Sebagian masyarakat melihat pantulan sinar Matahari lewat bantuan air.

Sebagai contoh, air yang ditempatkan dalam wadah diletakkan di bawah Matahari. Nah kemudian dari air itu kita melihat pantulan Matahari.

Marufin menegaskan bahwa cara ini sebaiknya tidak digunakan lagi.

"Sebab intensitas sinar Matahari yang terpantulkan masih sebesar 1 per 50 bagian," kata Marufin kepada Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).

 

2. Dengan film X-ray atau filter fotografi

Seorang warga tengah melihat gerhana matahari melalui filter matahari yangbdi sediakan Observatorium Boscha dalam pemantauan terbuka di Lapang Sinapeul, Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (26/12/2019).KOMPAS.com/AGIE PERMADI Seorang warga tengah melihat gerhana matahari melalui filter matahari yangbdi sediakan Observatorium Boscha dalam pemantauan terbuka di Lapang Sinapeul, Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (26/12/2019).

Mungkin Anda pernah melihat orang-orang berbondong membeli atau membuat alat untuk melihat Gerhana Matahari ini dari berbagai benda selain kacamata filter Matahari.

Bahan lain yang digunakan bisa berupa disket atau floppy disk, compact disk, film X-ray atau gambar hasil rontgen, hingga filter fotrograpi yang netral.

Jika Anda menggunakan bahan tersebut untuk melihat gerhana matahari, itu tidak aman untuk mata dan tidak dianjurkan.

"Karena itu intensitas sinar Matahari yang diteruskan masih jauh di atas nilai ambang batas aman," ujar dia.

Prinsip dasar melihat Matahari yang aman bagi mata manusia adalah jika intensitas Matahari yang masuk ke mata adalah maksimun 1 per 50.000 bagian dari sinar Matahari.

Untuk itu yang paling aman mengamati Gerhana Matahari ini adalah dengan menggunakan filter Matahari Neutral Density 5 (ND5) dan kacamata pengelas.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin Siang Nanti, Begini Cara Aman Melihatnya

Fenomena GMC di Indonesia

Untuk diketahui, hanya sebagian wilayah Indonesia yang dapat melihat fenomena gerhana matahari cincin.

Setidaknya ada 8 daerah yang tidak dapat menyaksikan fenomena menarik ini, yakni:

  1. Dua kota di Bengkulu
  2. Tujuh kota di Lampung
  3. 10 Kota di Jawa Tengah
  4. Tujuh kota di Jawa Timur
  5. Semua kota di Jawa Barat, kecuali Indramayu
  6. Banten
  7. DKI Jakarta
  8. DI Yogyakarta

Wilayah yang disebutkan tidak akan melihat penampakan GMC ini karena nilai magnitudo gerhananya kurang dari 0.

"Karena itu seluruh fase gerhana di kota-kota ini tidak akan teramati sehingga data kontak awal, puncak gerhana, dan kontak akhirnya tidak ditampilkan pada lampiran (data GMC BMKG)," dikutip dalam keterangan resmi BMKG.

Baca juga: Besok 21 Juni 2020 Gerhana Matahari Cincin, Apa yang Bisa Dipelajari?

Penampakan puncak gerhana matahari cincin yang diabadikan oleh Tim BMKG dari Singkawang, Kalimantan Barat, Kamis (26/12/2019). Menurut daftar yang dirilis BMKG, fenomena astronomi gerhana matahari cincin akan melewati 25 kota/kabupaten di Indonesia pada Kamis hari ini.HANDOUT/BMKG Penampakan puncak gerhana matahari cincin yang diabadikan oleh Tim BMKG dari Singkawang, Kalimantan Barat, Kamis (26/12/2019). Menurut daftar yang dirilis BMKG, fenomena astronomi gerhana matahari cincin akan melewati 25 kota/kabupaten di Indonesia pada Kamis hari ini.

Gerhana matahari cincin terjadi ketika Bulan berada segaris dengan Bumi dan Matahari, serta Bulan berada pada titik apogee (terjauh).

Piringan bulan akan tampak lebih kecil dibanding piringan matahari, hingga tidak menutupi seluruhnya.

Kerucut umbra tidak sampai ke permukaan Bumi dan akan terbentuk kerucut tambahan yang disebut antumbra.

"Pengamat yang berada dalam wilayah antumbra akan melihat Matahari tampak seperti 'cincin' di langit. Inilah yang disebut gerhana matahari cincin (GMC)," tulis siaran pers LAPAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com