Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020, Bagaimana Bisa Terjadi?

Kompas.com - 20/06/2020, 12:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Mungkin Gerhana Matahari Cincin (GMC) merupakan fenomena langit yang paling sering Anda dengar dan bahkan pernah disaksikan.

Tepat, pada hari Minggu, 21 Juni 2020 nanti, sejumlah wilayah di Indonesia akan dapat melihat fenomena langit ini pada siang hari menjelang petang.

Tapi tahukah Anda bagaimana Gerhana Matahari Cincin itu terjadi?

Berdasarkan penjelasan resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Gerhana Matahari Cincin ini terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.

"Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya," seperti dikutip dari laman resmi BMKG.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin 2020, Jadwal Waktu dan Daftar Wilayahnya

Hal ini menyebabkan kondisi kecerlangan atau cahaya pada siang hari menurun drastis, bahkan bisa menggelap seolah seperti keadaan di malam hari.

Saat GMC yang terjadi, terdapat dua macam bayangan Bulan yang terbentuk yaitu antumbra dan penumbra.

Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati akan berupa Gerhana Matahari Cincin.

Fenomena Gerhana Matahari Cincin atau Gerhana Matahari parsial dilihat lewat teleskop dan difoto menggunakan ponsel, di PP-IPTEK, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Kamis (26/12/2019).KOMPAS.com/M ZAENUDDIN Fenomena Gerhana Matahari Cincin atau Gerhana Matahari parsial dilihat lewat teleskop dan difoto menggunakan ponsel, di PP-IPTEK, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Kamis (26/12/2019).

Sedangkan, di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian.

Baca juga: Fenomena Langit Juni 2020: Gerhana Matahari Cincin hingga Komet Lemmon

Proses GMC nanti akan melewati jalur cincinnya dengan fase kontak pertama hingga kontak keempat, berikut penjelasannya.

Fase kontak pertama

Kontak pertama ini disebut juga dengan kontak awal. Kontak ini terjadi ketika piringan Bulan, mulai menutupi piringan Matahari.

Fase kontak kedua

Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya seluruh Bulan mulai menutupi piringan Matahari.

 

Kondisi pada peristiwa menutipi keseluruhan piringan Matahari inilah disebut dengan kontak kedua.

Fase kontak ketiga

Setelah melewati masa puncaknya, gerhana akan bergulir dan berakhir saat seluruh piringan Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, dan disebut dengan kontak ketiga.

Fase kontak keempat

Setelah kontak ketiga dilalui, piringan Matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil.

Hingga akhirnya Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, dan saat itulah disebut kontak keempat atau kontak akhir.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin di Singkawang Begitu Sempurna, Ini Rupanya

Waktu terjadi GMC bervariasi

Lama waktu dari kontak kedua hingga kontak ketiga tersebut itulah yang disebut sebagai Durasi Cincin atau Fase Cincin. Lama waktu ini bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.

Sementara itu, waktu dari kontak awal hingga kontak akhir disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktu terjadinya juga bervariasi.

Akan tetapi, Durasi Cincin ini tidak akan terjadi di semua wilayah. Melainkan hanya ada di lokasi yang terlewati jalur cincin saja.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin 2020, Kota Mana yang Tak Bisa Melihatnya?

Sedangkan, untuk Durasi Gerhana akan ada di semua lokasi, baik yang terlewati antumbra Bulan maupun yang hanya terkena penumbranya.

Penampakan GMC di Indonesia

Untuk diketahui, wilayah Indonesia berada di sebelah selatan jalur Cincin, Matahari yang tertutupi piringan Bulan saat puncak gerhana adalah bagian sebelah kanannya.

Pada saat puncak Gerhana Matahari Cincin itu, besaran piringan Matahari yang tertutupi piringan bergantung pada magnitudo gerhana, yaitu perbandingan antara diameter Matahari yang tertutupi piringan Bulan saat puncak gerhana terjadi dan diameter Matahari keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com