Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Tunjukkan Seberapa Cepat Virus Corona Menyebar di Rumah Sakit

Kompas.com - 12/06/2020, 12:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Virus corona SARS-CoV-2 yang bertanggung jawab untuk Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 7,5 juta orang di dunia dan menyebabkan lebih dari 423.000 orang meninggal dunia.

Belum lama ini, para peneliti menerbitkan sebuah penelitian yang menyelidiki seberapa cepat virus DNA dapat menyebar di permukaan yang terkontaminasi di lingkungan rumah sakit.

Seperti yang dilaporkan dalam Journal of Hospital Infections, para ahli sengaja menempatkan DNA dari virus yang menginfeksi tanaman ke tempat tidur pasien dan melacak bagaimana penyebarannya.

Virus yang digunakan sama sekali tidak membahayakan manusia.

Baca juga: Update Corona 12 Juni: 7,58 Juta Orang Terinfeksi dan 3,83 Juta Sembuh

Tim juga menambahkan sedikit air ke virus itu untuk mereplikasi konsentrasi yang ditemukan dalam salinan pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2.

Setelah 10 jam, virus yang menginfeksi tanaman ditemukan di sekitar 41 persen sampel bangsal.

Setelah tiga hari, penyebarannya meningkat menjadi 59 persen. Lalu, pada hari kelima, penyebaran menurun ke tingkat 41 persen lagi.

Dilansir IFL Science, Kamis (11/6/2020), studi ini menggambarkan pentingnya membersihkan permukaan dan menjaga kebersihan dengan baik.

Apa yang harus dilakukan?

Terkait penyebaran virus corona SARS-CoV-2, hingga saat ini masih banyak yang belum diketahui.

Inilah sebabnya mengapa menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing), penggunaan masker, memakai kacamata, dan selalu mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan.

Setidaknya, perilaku itulah yang telah terbukti membantu mencegah virus menginfeksi tubuh.

"Orang dapat terinfeksi Covid-19 melalui droplet atau tetesan pernapasan yang dihasilkan selama batuk atau bersin. Sama halnya, jika tetesan ini mendarat di permukaan, seseorang dapat terinfeksi setelah tangan menyentuh permukaan (yang terkontaminasi) kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka," kata rekan penulis Dr Elaine Cloutman-Green, seorang ilmuwan kesehatan terkemuka di Great Ormond Street Hospital, dalam sebuah pernyataan.

Ilustrasi cuci tangan untuk tetap menjaga kebersihan. SHUTTERSTOCK/MARIDAV Ilustrasi cuci tangan untuk tetap menjaga kebersihan.

Baca juga: Antropolog: Narasi Ketakutan Tak Efektif Cegah Corona, Apa Maksudnya?

Proporsi tertinggi dari virus DNA ditemukan di sekitar tempat tidur. Pada hari ketiga, 86 persen area di dekat tempat tidur dinyatakan positif.

"Seperti SARS-CoV-2, (virus) pengganti yang kami gunakan untuk penelitian dapat dihilangkan dengan lap disinfektan atau dengan mencuci tangan dengan sabun dan air," lanjut Dr Cloutman-Green.

"Membersihkan dan mencuci tangan merupakan garis pertahanan pertama kami terhadap virus dan penelitian ini adalah pengingat yang signifikan bahwa petugas kesehatan dan semua pengunjung rumah sakit dapat membantu menghentikan penyebarannya melalui kebersihan tangan yang ketat, membersihkan permukaan, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com