Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Aktivitas Gempa Kecil di Selat Sunda, BMKG Pastikan ini Gempa Swarm

Kompas.com - 08/06/2020, 17:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merekam adanya 9 aktivitas gempa tektonik di Selat Sunda sejak pukul 19.00 WIB, Minggu (7/6/2020).

Dalam cuitan di akun Facebooknya, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono menuliskan masih terus memonitor apakah aktivitas gempa bumi tersebut adalah gempa swarm atau gempa pembuka yaitu foreshock.

"Sejak tadi malam sejak pukul 19.00 WIB, BMKG merekam 9 aktivitas gempa tektonik yang mengkluster di Selat Sunda, saat ini kami masih terus memonitor apa ini sebagai gempa swarm biasa yang kemudian berakhir dengan sendirinya, atau gempa pembuka/foreshock," ujar narasi Daryono dalam akunnya.

Lantas timbul pertanyaan apa yang menjadi pembeda antara karakteristik gempa swarm dan gempa foreshock?

Baca juga: Waspada Sesar Aktif Gempa Bumi di Aceh, Begini Analisis BMKG

Menanggapi hal itu, Daryono menjelaskan dalam definisinya swarm merupakan kategori rentetan gempa kecil yang kekuatannya tidak ada yang menonjol. Sehingga rentetan gempa bumi itu cenderung akan hilang dengan sendirinya.

Sementara, gempa pembuka atau foreshock adalah rentetan gempa kecil yang muncul sebelum terjadinya gempa dengan skala besar.

Kendati, kedua kategori rentetan gempa ini pernah terjadi sebelum-sebelumnya. Akan tetapi, untuk mencari pembeda apakah rentetan gempa kecil yang terekam tersebut adalah kategori swarm ataukah foreshock, diakui Daryono sulit sekali membedakannya.

Ilustrasi gempa bumiShutterstock Ilustrasi gempa bumi

Baca juga: BMKG: Terjadi 5 Kali Gempa Susulan di Maluku Utara

"Sulit (membedakan rentetan gempa kecil itu swarm atau foreshock), sebelum berakhir atau muncul yang besar, belum ketahuan," kata Daryono kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).

Hal ini juga didukung, karena tidak ada yang bisa memastikan berapa lama jangka waktu rentetan gempa kecil itu tidak terekam, hingga menandakan sudah berhenti dan dinyatakan sebagai gempa swarm.

Dinyatakan gempa swarm

Untuk diketahui, sembilan aktivitas gempa kecil itu terekam sejak pukul 19.00 WIB hingga pukul 22.01 WIB. Lokasi tepatnya ada di antara 76 hingga 82 kilometer Barat Laut Sumur-Banten.

 

Adapun kedalaman rentetan gempa bumi kecil ini terjadi sekitar 3-15 kilometer, dan bermagnitudo sekitar M 2,9 hingga M 3,2.

Namun, hingga pukul 11.41 WIB (7/6/2020), Daryono menegaskan belum muncul lagi tanda aktivitas lanjutan dari rentetan gempa bumi kecil tersebut dan disebutkan sebagai gempa swarm.

"Belum muncul lagi (aktivitas gempabumi kecil). Swarm sepertinya," ujar dia.

Baca juga: Gempa Banten yang Berpotensi Tsunami dan Guncang Jakarta Berpusat di Megathrust Selat Sunda

Mekanisme kluster Selat Sunda

Seperti yang disebutkan dalam ulasannya, sembilan aktivitas gempa kecil ini BMKG mengkluster di Selat Sunda.

Dijelaskan oleh Daryono, kluster aktivitas gempa ini sebenarnya berada pada jalur sesar terusan Sesar Semangko.

Baca juga: Tsunami Selat Sunda, Sebuah Pembelajaran untuk Mitigasi Bencana

Akan tetapi, struktur sesar itu kini sudah berubah menjadi zona sesar turun karena adanya mekanisme pull-apart yang membentuk basin Selat Sunda.

Hal ini dikarenakan, di daerah itu terjadi wrenching zone atau zona peregangan, karena Pulau Sumatera bergerak relatif searah jarum jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com