Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU)

Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) adalah organ departementasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan–kebijakan Nahdlatul Ulama dalam ranah falakiyah, yaitu ilmu astronomi yang ditujukan bagi pelaksanaan aspek–aspek ibadah Umat Islam. LFNU ada di tingkat pusat (PBNU), propinsi (PWNU) hingga kabupaten / kota (PCNU). Lembaga Falakiyah PBNU berkedudukan di Gedung PBNU lantai 4, Jl. Kramat Raya no. 164 Jakarta Pusat.

Gerhana Bulan Sabtu Dini Hari dan Samarnya Purnama

Kompas.com - 05/06/2020, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam ilmu falak, Gerhana Bulan terjadi pada saat oposisi Bulan–Matahari (istikbal) yang bersamaan waktunya dengan Bulan menempati salah satu di antara dua titik nodalnya. Titik nodal merupakan titik potong khayali di langit dimana orbit Bulan tepat memotong ekliptika, yaitu bidang edar orbit Bumi dalam mengelilingi Matahari. Momen istikbal mudah kita kenali sebagai fase purnama dari Bulan.

Sebagai akibat kesejajaran tersebut, maka pancaran sinar Matahari yang menuju ke bundaran Bulan terhalangi Bumi. Maka peristiwa Gerhana Bulan selalu terjadi di malam hari.

Lalu, karena ukuran Bumi lebih besar dibanding Bulan dan bergantung kepada geometri pemblokiran sinar Matahari saat gerhana, maka bagian Bumi manapun yang sedang mengalami malam hari dapat menyaksikan peristiwa Gerhana Bulan.

Meskipun geometri gerhana menyebabkan adanya fase awal gerhana dan fase akhir gerhana, sehingga ada kawasan yang tak mengalami seluruh fase gerhana secara utuh karena gerhana terjadi dalam proses terbit maupun terbenamnya Bulan.

Dalam setiap tahun Hijriyyah terjadi 12 hingga 13 peristiwa istikbal, namun tidak setiap istikbal menghasilkan Gerhana Bulan. Sebab, orbit Bulan membentuk sudut 5º 14’ terhadap ekliptika sehingga Bulan tidak selalu menempati salah satu di antara dua titik nodalnya manakala istikbal terjadi.

Situasi dimana istikbal terjadi bersamaan dengan Bulan menempati atau berdekatan dengan salah satu titik nodalnya hanya terjadi minimal 2 kali dan maksimal 4 kali dalam setiap tahun Hijriyyah.

Terdapat tiga jenis Gerhana Bulan:

Pertama adalah Gerhana Bulan Total (GBT), yang terjadi saat Bulan berada menempati titik nodal kala istikbal, sehingga cakram Bulan tepat sepenuhnya memasuki kerucut bayangan inti Bumi di puncak gerhana. Dalam konfigurasi ini, cahaya Matahari yang terblokir Bumi membentuk dua bayangan, yaitu umbra (bayangan inti) dan penumbra (bayangan tambahan).

Pada puncak gerhana, ketampakan Bulan seakan–akan sangat meredup dan berganti menjadi warna merah gelap ataupun gelap sepenuhnya yang bergantung kepada derajat pengotoran udara global pada saat itu.

Kedua adalah Gerhana Bulan Sebagian (GBS). Peristiwa ini mirip Gerhana Bulan Total, juga terjadi saat Bulan berada di titik nodal kala istikbal. Perbedaannya tidak seluruh cakram Bulan memasuki kerucut bayangan inti Bumi di puncak gerhana. Pada konfigurasi ini, cahaya Matahari yang terblokir Bumi juga akan membentuk dua bayangan, yaitu umbra dan penumbra.

Pada puncak gerhana, ketampakan Bulan seakan–akan berubah menjadi perbani (separuh) atau sabit tebal, yang bergantung pada geometri gerhana pada saat itu.

Ketiga adalah Gerhana Bulan Penumbral (GBP) atau Gerhana Bulan Samar. Berbeda dengan kedua Gerhana Bulan sebelumnya, Gerhana Bulan Samar terjadi saat istikbal namun Bulan tidak bersinggungan sama sekali dengan kerucut bayangan inti Bumi. Cakram Bulan hanya memasuki kerucut bayangan tambahan Bumi, baik seluruhnya maupun sebagian saja.

Pada puncak gerhana, ketampakan Bulan sangat sulit dibedakan dengan Bulan purnama biasa kecuali oleh perukyat (pengamat) yang berpengalaman.

Lembaga Falakiyah PBNU menghimabu pengamatan Gerhana Bulan Samar dapat diselenggarakan sebagai sarana untuk belajar, mengamati fenomena alam, ber–tafakur dan merasakan kebesaran Allah SWT yang menghadirkan peristiwa gerhana.

Salah satu dari kegiatan tersebut kami siapkan di observatorium pribadi Imah Noong, Lembang (Jawa Barat) di bawah tajuk Exploring the Sky from Home. Gerhana Bulan Samar akan diamati dengan sistem teleskop yang telah dipersiapkan dan dipancarluaskan ke dunia maya melalui sistem live streaming di akun Youtube Falakiyah Channel.

Hendro Setyanto

Wakil Ketua Lembaga Falakiyah PBNU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com