Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Virus Corona pada Kelelawar Terlacak, Ini Penjelasan Ilmuwan

Kompas.com - 03/06/2020, 16:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

 

Dalam kasus SARS-CoV-2, "kunci" adalah protein spike yang ditemukan pada permukaan virus. Virus corona menggunakan protein ini untuk menempel pada sel dan menginfeksinya.

"Sangat mirip dengan SARS asli yang melompat dari kelelawar ke musang, atau MERS yang berubah dari kelelawar menjadi unta dromedaris, dan kemudian ke manusia," kata Feng Gao, MD, profesor kedokteran di Division of Infectious Diseases di Duke University School of Medicine.

Dalam studi yang diterbitkan online 29 Mei lalu di jurnal Science Advances, Gao mengatakan nenek moyang virus corona pandemik ini mengalami perubahan evolusioner dalam materi genetiknya yang memungkinkannya untuk akhirnya menginfeksi manusia.

Dengan melacak jalur evolusi virus corona ini, peneliti berharap ini akan membantu mencegah pandemi di masa depan yang timbul dari virus dan memberi panduan dalam penelitian vaksin.

Baca juga: Lagi, Obat Ebola Remdesivir Disebut Lebih Cepat Pulihkan Pasien Corona

Para peneliti menemukan bahwa virus corona pangolin atau trenggiling yang khas terlalu berbeda dari SARS-CoV-2, sehingga tidak secara langsung menyebabkan pandemi pada manusia.

Namun, mereka mengandung situs pengikat reseptor, pada protein spike yang diperlukan untuk mengikat membran sel untuk menginfeksi manusia.

Elena Giorgi, staf ilmuwan di Los Alamos National Laboratory mengatakan dalam penelitian ini, mereka menunjukkan sejarah evolusi virus SARS-CoV-2.

"Virus ini memiliki sejarah evolusi yang kaya yang mencakup perombakan bahan genetik antara virus corona pada kelelawar dan pangolin sebelum memperoleh kemampuannya untuk melompat ke manusia," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com