Zheng-Li Shi, direktur Center for Emerging Infectious Diseases di institut itu, terkenal karena pekerjaannya melacak sumber virus SARS asli pada kelelawar dan mengidentifikasi SARS-CoV-2.
Para peneliti mengumpulkan penyeka oral dan dubur, serta pelet tinja dari kelelawar di gua-gua di seluruh Cina dari 2010 hingga 2015, dan menggunakan pengurutan genetik untuk memperoleh 781 sekuens parsial dari virus.
Para peneliti membandingkan data itu dengan informasi urutan yang sudah didokumentasikan dalam database komputer tentang kelelawar dan virus pangolin.
Hasilnya, mereka menemukan bukti bahwa virus corona baru mungkin telah berevolusi di Provinsi Yunnan, tetapi tidak dapat mengesampingkan asal di tempat lain di Asia Tenggara di luar Cina.
Baca juga: Unik dan Aneh, Begini Cara Virus Corona Covid-19 Membajak Sel Manusia
Keluarga kelelawar yang termasuk genus tapal kuda, Rhinolophus, tampaknya berasal dari Cina puluhan juta tahun yang lalu.
Spesies mamalia ini diketahui memiliki sejarah panjang co-evolution dengan virus corona, yang menurut laporan itu biasanya melompat dari satu spesies kelelawar ke spesies lainnya.
Sementara itu, dalam laporan lain seperti dilansir dari Science Daily, tim ilmuwan juga mempelajari asal-usul virus SARS-CoV-2 telah menemukan bagaimana virus ini melompat dari hewan ke manusia.
Baca juga: Mengenal Trenggiling, Hewan Langka yang Dituduh Penyebar Virus Corona
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Duke, Laboratorium Nasional Los Alamos, Universitas Texas di El Paso dan Universitas New York.
Melalui analisis genetik, para peneliti mengkonfirmasi bahwa kerabat terdekat virus itu adalah virus corona yang menginfeksi kelelawar.
Akan tetapi, kemampuan virus untuk menginfeksi manusia diperoleh melalui pertukaran fragmen gen kritis dari virus corona yang menginfeksi mamalia bersisik yang disebut pangolin, yang memungkinkan virus menginfeksi manusia.
Para peneliti melaporkan lompatan dari spesies ke spesies ini adalah hasil dari kemampuan virus untuk mengikat sel inang melalui perubahan materi genetiknya.
Dengan analogi, seolah-olah virus melengkapi kembali kunci yang memungkinkannya membuka kunci pintu sel inang, dalam hal ini sel manusia.