Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2020, 13:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejatinya membuat aktivitas seluruh masyarakat dibatasi dan tidak keluar rumah, jika tidak mendesak. Hal ini untuk memutus mata rantai Covid-19.

Namun beberapa hari terakhir, banyak foto-foto beredar di sosial media yang menunjukkan fasilitas umum mulai dari pasar, pusat perbelanjaan, hingga bandara dikerumuni masyarakat menjelang lebaran.

Dari foto yang beredar, sebagian besar masyarakat memang menggunakan masker kain. Namun apakah hal itu dapat mencegah penyebaran virus, mengingat masyarakat tidak melakukan physical distancing atau jaga jarak?

Baca juga: Vaksin Corona Bisa Dibuat Lebih Cepat dari Normal, Kok Bisa?

Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, dr Panji Hadisoemarto MPH, mengatakan bahwa efektivitas masker kain untuk mencegah penularan virus seperti SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sifatnya terbatas.

"Bahan kain tidak cukup baik untuk memfilter partikel virus, cara pemakaian masker juga bisa mengurangi efektivitasnya," kata Panji kepada Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Panji menegaskan, masker kain bukan pengganti masker N-95 yang digunakan tenaga kesehatan.

 

Warga saat berbelanja di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2020). Pedagang kembali meramaikan pasar Tanah Abang, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang penutupan sementara Pasar Tanah Abang hingga 22 Mei 2020 untuk mengurangi kerumunan orang di ruang publik guna mencegah penyebaran COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga saat berbelanja di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2020). Pedagang kembali meramaikan pasar Tanah Abang, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang penutupan sementara Pasar Tanah Abang hingga 22 Mei 2020 untuk mengurangi kerumunan orang di ruang publik guna mencegah penyebaran COVID-19.

Karena kain tidak sepenuhnya dapat memfilter virus, artinya risiko penularan Covid-19 masih ada jika masyarakat pergi ke luar rumah dan berkerumun.

"Jadi walaupun menggunakan masker kain, kemungkinan tertular atau menularkan Covid-19 sebenarnya masih ada. Apalagi jika kontak berlangsung untuk waktu yang cukup lama," ungkapnya.

Baca juga: Lebih dari 400.000 Kehamilan Baru Terjadi Selama Pandemi di Indonesia

Menurut Panji, salah satu hal yang harus dilakukan kepada masyarakat yang menolak isolasi dan justru pergi berkerumun seperti saat ini adalah edukasi.

Jika hal ini tidak dapat dilakukan, pengambil kebijakan dan keputusan harus dapat mengambil langkah tegas untuk melindungi kesehatan masyarakat luas.

"Tapi kalau sudah diedukasi masih menolak, isolasi paksa perlu dilakukan untuk melindungi kesehatan orang banyak," ujar ahli lulusan Harvard T.H.Chan School of Public Health itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com