Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Fakta, Klaim Video Plandemic Judy Mikovitz tentang Virus Corona Covid-19

Kompas.com - 15/05/2020, 20:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

1. Klaim: Masker mengaktifkan virus

Dalam video, Mikovits menyatakan, "Memakai masker benar-benar mengaktifkan virus Anda sendiri. Anda menjadi sakit karena ekspresi virus Corona yang Anda aktifkan kembali. Dan jika itu SARS-CoV-2, maka Anda mendapat masalah besar."

Fakta:  "Klaim itu tidak masuk akal", kata Marsha Wills-Karp, ketua kesehatan lingkungan dan teknik di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

Menurut Wills-Karp, Mikovits tidak tahu apa pun tentang kekebalan. Selain itu, penggunaan masker tak ada kaitannnya dengan menghidupkan virus.

Jika sebuah virus berbahaya sudah ada dan menempel di hidung, maka menggunakan masker atau tidak tetap tidak ada pengaruhnya. Virus yang sudah terlanjur terhirup hanya bisa dilawan dengan kekebalan tubuh.

Bila sistem imun kuat, maka virus itu bisa jadi tidak berbahaya. Sebaliknya jika imun lemah, mau menggunakan masker atau tidak tentunya virus yang terhirup itu akan tetap berbahaya.

2. Klaim: Italia sangat terpukul virus corona karena vaksin flu mereka ditumbuhkan dalam sel-sel anjing.

"Italia memiliki populasi dengan banyak yang berusia sangat tua. Mereka sangat rentan dengan gangguan peradangan. Pada awal 2019, Italia mendapatkan bentuk baru vaksin influenza yang belum diuji, yang terdiri dari empat jenis influenza berbeda, termasuk diantaranya H1N1 yang memiliki sifat patogen tinggi. Vaksin itu ditumbuhkan dalam garis sel, garis sel anjing. Anjing memiliki banyak virus corona, "

Fakta: Virus corona tidak ada hubungannya dengan vaksin influenza.

Memang benar bahwa beberapa tahun lalu, Italia menemukan vaksin flu yang terdiri dari empat jenis flu yang berbeda, dan vaksin ditumbhkan di sel-sel anjing. Namun, itu semua tidak ada kaitannya dengan virus corona di Italia.

Baca juga: Gangguan Kesehatan Mirip Covid-19 Bisa Jadi Itu Psikosomatik, Kenali Gejalanya

Terlebih, kata Bertram Jacobs, seorang profesor virologi di Arizona State University, sudah ada analisis genetik yang jelas menunjukkan bahwa jenis virus corona di Italia sama dengan yang berasal dari China. Virus corona di Italia juga telah terbukti berhubungan erat dengan virus corona yang ada pada kelelawar.

Menurut dia, klaim Mikovitz mencerminkan gerakan anti-vaksin. Selama pandemi AIDS, pernah ada kosnpirasi yang muncul bahwa HIV berasal dari vaksinasi polio yang terkontaminasi di Afrika.

"Itu komentar tidak masuk akal. Saya yakin, itu bagian cerita yang dibuat dari gerakan anti-vaksin," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com