Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Langkah Persiapkan "New Normal" Jika Corona di Indonesia Berakhir

Kompas.com - 12/05/2020, 17:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli menyebutkan kondisi Indonesia usai pandemi akan memasuki fase the new normal

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menegaskan usai pandemi Covid-19, baik secara global maupun khusus Indonesia, kondisi tidak akan kembali seperti pra-pandemi.

"Kita tidak akan kembali ke situasi Indonesia seperti sebelum pandemi yang kita dulu normal. Kita akan menuju Indonesia baru yang berbeda," kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk "Mobilitas Penduduk dan Covid-19: Implikasi Sosial, Ekonomi dan Politik", Senin (4/5/2020).

Baca juga: Stres Selama Pandemi Covid-19, Harus Bagaimana?

Maksud dari new normal yang disebutkan Pandu tercermin dari banyak aspek. Mulai dari kehidupan sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis, dan lain sebagainya. 

"Dulu yang kita anggap normal, ternyata tidak siap dalam menghadapi pandemi yang seperti ini. Kita harus menuju Indonesia yang baru yang berbeda atau disebut new normal. Apakah kita akan normal seperti masa lalu? Berkerumun, berkumpul-kumpul, pergi ke restoran, bisa melakukan kegiatan arisan, halal bihalal, atau yang lain, mungkin tidak seperti itu. Seperti apa nantinya, kita gak tahu," imbuhnya.

Mediamatic Eten adalah restoran vegan yang berada di Amsterdam dengan pemandangan menghadap airWillem Velthoven for Mediamatic Amsterdam Mediamatic Eten adalah restoran vegan yang berada di Amsterdam dengan pemandangan menghadap air

Pandu menyebutkan setidaknya ada beberapa rekomendasi untuk mempersiapkan new normal di Indonesia.

1. Mitigasi kesehatan masyarakat dan sosial, ekonomi, serta psikologis

Dalam langkah pertama ini, pemerintah bersama penduduk harus tetap mengutamakan public health atau kesehatan masyarakat.Selain itu, masalah sosial, ekonomi dan psikologis perlu dipersiapkan mitigasinya sejak saat ini.

Pemeriksaan darah lengkap dengan menggunakan alat Sysmex ini merupakan pemeriksaan awal untuk diagnosis Covid-19 di rumah sakit.CORPORATE COMMUNICATIONS PTFI Pemeriksaan darah lengkap dengan menggunakan alat Sysmex ini merupakan pemeriksaan awal untuk diagnosis Covid-19 di rumah sakit.

 
Sebab, keempat aspek tersebut akan menjadi penting karena berkaitan dengan masalah-masalah kesenjangan yang berdampak variatif.

"Masalah-masalah kesenjangan akan berdampak bervariasi juga harus dikurangi," tuturnya.

2. Perkuat resilien komunitas

Tidak jauh berbeda dari sebagian aspek dalam mitigasi di atas. Resilien komunitas berarti kita harus memperkuat kultural komunitas. 

Kultural atau budaya yang baik dari komunitas di masyarakat baik lokal maupun skala besar akan berkaitan juga dengan kehidupan sosial Indonesia usai pandemi.

3. Pelepasan pembatasan sosial dan pemulihan yang bertahap

Menurut Pandu, pemerintah bisa melakukan pelepasan pembatasan sosial secara bertahap, karena tidak mungkin untuk dilepaskan sekaligus.

Pembatasan sosial yang dilepaskan bertahap ini juga seiring dengan pemulihan yang bertahap.

4. Reformasi struktural

Dijelaskan Pandu, reformasi struktural perlu dilakukan untuk merespon cepat mengatasi krisis kesehatan dan menuju ekonomi baru.

"Untuk itu kita harus siap melakukan berbagai perubahan birokrasi, struktural belajar dari penanganan pandemi ini," jelasnya.

Baca juga: Manakah Skenario Ideal Pandemi Corona di Indonesia, Ahli Jelaskan

Ia juga mengingatkan pemangku kebijakan perlu belajar memutuskan regulasi berdasarkan data yang akurat untuk mengatasi dan mengantisipasi krisis kesehatan di masa mendatang. Begitupun menuju ekonomi baru yang lebih swasembada atau berdiri di atas kaki sendiri.

Di masa pandemi Covid-19 ini, Pandu menyebutkan Indonesia harus melihat bagaimana negara lain mengisi dan memanfaatkan negaranya masing-masing.

"Di mana kondisi ini mungkin membuat kita susah mendapatkan bantuan negara lain, tapi kita juga tidak mungkin membantu negara lain. Setiap negara menghadapi masalahnya masing-masing," tuturnya.

Termasuk disiplin kesehatan di masyarakat secara luas seperti cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, pakai masker, berolahraga dan lain sebagainya bisa jadi lebih intensif diintervensi meski pandemi nanti usai.

5. Memasuki Indonesia baru

Pada langkah ini, merupakan implikasi dari langkah-langkah lain yang saling berkaitan tersebut dapat dilakukan dengan semaksimal dan seoptimal mungkin.

"Maka kita siap memasuki Indonesia baru," kata dia.

Ilustrasi virus corona di IndonesiaShutterstock Ilustrasi virus corona di Indonesia

Dalam kesempatan itu juga Pandu menyampaikan ide sederhana yang dibuatnya bersama rekan sejawatnya di FKMUI yaitu Iwan Ariawan, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril:

Perkuat Ketahanan Bangsa

- Ketahanan pangan, perlu dioptimalkan tidak hanya pada saat terdesak krisis pangan saja.

- Kesehatan seperti universal health care, primary health care, kebiasaan hidup sehat harus diubah menjadi lebih disiplin.

- Pendidikan terbuka atau sekolah terbuka, supaya masyarakat lebih banyak yang bisa menikmati pendidikan.

- Struktural pendukung yaitu teknologi informasi dan teknologi tepat guna. Tidak hanya memanfaatkan teknologi yang sekadar canggih, tetapi teknologi yang tepat guna menjadi penting seperti masker sekalipun.

Mencari peluang-peluang baru (Self Sufficiency)

- Industri alat kesehatan seperti alat kesehatan dasar dan farmasi harus mandiri membuat sendiri, karena setiap negara membutuhkannya.

- Usaha Kecil Menengah (UKM) perlu diberdayakan lebih optimal.

- Industri kreatif perlu diberdayakan secara optimal.

- Turisme baru, bisa terjadi karena mungkin psikologis sebelumnya menjadi enggan untuk bepergian.

- Dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com