Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Daging Babi Mirip Daging Sapi karena Boraks, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 12/05/2020, 11:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sekitar 63 ton daging babi dikemas menyerupai daging sapi dan dijual di Bandung ramai menjadi perbincangan di sosial media.

Diberitakan sebelumnya, empat pelaku mengubah warna daging babi supaya mirip dengan daging sapi dengan menggunakan boraks.

Boraks merupakan zat kimia yang terdapat dalam produk rumah tangga seperti detergen, plastik, perabot kayu, dan kosmetik.

Berkaitan dengan hal ini, Kompas.com pun menghubungi pakar toksikologi Universitas Indonesia (UI), Dr. Rer. Nat. Budiawan.

Baca juga: Setahun, Pelaku Jual 63 Ton Daging Sapi yang Ternyata Daging Babi di Bandung

Budiawan mengatakan, boraks merupakan pengawet yang biasa digunakan dalam dunia industri dan bersifat agak basa.

"Reaksi yang diharapkan (dengan boraks) ada perubahan warna (pada daging)," ungkap Budiawan kepada Kompas.com, Selasa (12/5/2020).

"Dugaan saya, perubahan yang diharapkan (membuat warna daging) tidak terlalu pucat, karena boraks ini kan sifatnya agak basa," ujar Budiawan.

Hal yang menarik menurut Budiawan dari kasus ini adalah pelaku memiliki ide untuk mengubah tekstur daging dengan menggunakan rendaman boraks.

Dikatakannya, selain mengubah warna menjadi pucat, rendaman boraks juga mengubah kekenyalan daging babi agar mirip seperti daging sapi pada umumnya.

"Hebat juga itu. Dia sampai kepikiran mencoba-coba (boraks) dan di bidang keilmuwan kan bisa dikatakan enggak terpikirkan ke arah situ," kata Budiawan berkomentar sambil tertawa.

"Mungkin awalnya karena boraks mudah didapat (di pasaran). Maka dia coba-coba pakai itu. Biasanya (pemakaian boraks) dilakukan dengan cara direndam. Dan ternyata berhasil, yang menarik adalah mirip daging sapi pada umumnya," imbuhnya.

Dia melanjutkan, daging yang diberi boraks sebenarnya memiliki tekstur kekenyalan yang tetap berbeda dengan daging segar umumnya.

 

Ilustrasi daging Kobe grade A5, jenis wagyu. SHUTTERSTOCK/NORINORI303 Ilustrasi daging Kobe grade A5, jenis wagyu.

"Kalau mau dibawa ke Badan POM, sebenarnya bisa dites dengan analisis asam amino, karena yang terkandung di situ berbeda. Kalau ditekan, daging (dengan boraks) agak kaku juga," ujarnya.

Dijelaskan Budiawan, kekenyalan daging sama halnya dengan bakso yang diberi boraks. Pada bakso yang dicampur boraks, memiliki kekenyalan dengan bakso biasa.

Dampak boraks untuk tubuh

Boraks dalam dosis berlebih, dikatakan Budiawan, dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi organ tubuh.

Mulai dari merusak ginjal, otak, hati, sistem metabolisme, dan lain sebagainya.

"Boraks pun termasuk bahan yang dilarang oleh Badan POM dan WHO, karena boraks untuk pengawet industri," ungkapnya.

Dikutip dari laman Badan POM RI, efek jangka panjang yang akan dialami manusia jika mengonsumsi makanan mengandung boraks adalah kerusakan hati bahkan kanker.

Dalam satu penelitian yang dilakukan pada hewan, ilmuan menemukan bahwa tikus jantan yang diberi zat kimia ini mengalami penyusutan jaringan testis sementara efeknya pada tikus betina dapat memengaruhi sistem reproduksi yang menyebabkan gangguan kesuburan.

Pada tikus yang sedang hamil, paparan zat kimia ini dapat masuk ke dalam plasenta yang pada akhirnya mengganggu perkembangan janin dalam rahim. Bahkan efek zat kimia satu ini juga diketahui dapat menyebabkan berat badan lahir rendah pada janin dari induk tikus yang hamil.

Paparan boraks meski hanya sedikit pada orang yang sensitif mungkin akan menyebabkan serangkaian gejala. Beberapa gejala yang bisa ditimbulkan jika seseorang terpapar boraks adalah:

  • Sakit kepala
  • Demam
  • Tidak enak badan (malaise)
  • Mual atau muntah terus-terusan
  • Nyeri hebat pada perut bagian atas
  • Diare
  • Lemah, lesu, dan tak bertenaga
  • Perdarahan di usus atau lambung disertai dengan muntah darah

Dalam kasus yang parah, zat kimia ini bahkan dapat menyebabkan kematian.

Baca juga: Apa Tanda-tanda Makanan Mengandung Formalin dan Boraks?

Sebelumnya diberitakan, polisi mengamankan empat pedagang, T (54), MP (46), AR (38), dan AS (39) beserta 600 kilogram daging babi.

Dalam pemeriksaan, pelaku mengaku sudah berjualan daging babi selama setahun. Daging babi itu dipasok dari kota Solo.

""Kita mengamankan kurang lebih 600 kilogram, 500 kilogram yang masih utuh kita sita dari freezer itu, kemudian yang 100 kilogram kita sita dari para pengecernya," kata Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan di Mapolresta Bandung, Senin (11/5/2020).

Disebutkan Hendra, pelaku menggunakan boraks untuk

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com