Pertama, para peneliti akan mengekstraksi Ribonucleic Acid (RNA) material genetik virus dari sampel klinis di Fasilitas BSL-3. Kedua, RNA virus kemudian diperiksa dan dianalisis apakah RNA virus tersebut benar RNA virus penyebab Covid-19.
“Proses ini menggunakan metode yang paling akurat saat ini yaitu qRT-PCR di fasilitas Clean Room," tuturnya.
Dalam kegiatan ini, LIPI berkolaborasi dengan Rumah Sakit MMC Bosowa Group untuk mendapatkan sampel klinis terduga terinfeksi virus penyebab Covid-19 dan sampel dari tenaga kesehatan.
Sedangkan kolaborasi dengan rumah sakit dan laboratorium lainnya tengah dalam proses pembahasan dengan otoritas terkait.
Puspita menjelaskan bahwa rumah sakit dan laboratorium berperan untuk mengirimkan sampel klinis Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pengawasan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Baca juga: Mengapa Tes Deteksi Virus Corona Pakai PCR Lebih Lama, Ini Alasannya
"Dari kolaborasi ini, ditargetkan dapat deteksi 100 sampel terduga terinfeksi virus SARS-CoV-2 setiap harinya,” ujar dia.
Adapun sampel klinis yang akan diuji harus dimasukkan pada Virus Transportation Medium (VTM) yang telah dilengkapi dengan senyawa inaktivasi virus, serta mematuhi Protokol Kewaspadaan Pencegahan Virus Corona (Covid-19).
“Semua proses menggunakan Prior Inform Concent atau Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal karena sebagai lembaga penelitian LIPI akan menggunakan material genetika untuk riset dan inovasi selanjutnya”, jelasnya.
Baca juga: Faktanya, Virus Influenza Bermutasi Lebih Cepat Dibanding Corona
Puspita berharap kegiatan deteksi ini dapat berjalan dengan selamat dan aman sesuai prinsip-prinsip biosafety dan biosecurity.
“Semoga penularan virus ini dapat segera berhenti dengan kita selalu melakukan jaga jarak dan jaga kesehatan,” ujarnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan