Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Sampah Mikroplastik Bikin Kelomang Kesulitan Cari 'Rumah' Terbaik

Kompas.com - 02/05/2020, 18:33 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Saat tak lagi cocok seekor kelomang biasanya akan mencari cangkang baru sebagai rumah mereka. Sayangnya polusi sampah mikroplastik di laut membuat kelomang kesulitan untuk memilih cangkang terbaik.

Kelomang atau kepiting hermit tidak mengembangkan cangkangnya sendiri melainkan mengambil cangkang siput yang sudah tak ditempati untuk melindungi perutnya yang lunak.

Saat kelomang tumbuh, mereka akan mencari cangkang yang lebih besar lagi untuk melindungi tubuh mereka.

Baca juga: Butuh Rumah Baru, Kelomang Tempati Cangkang Teman yang Sudah Mati

 

Ilmuwan Australia telah memperingatkan tahun lalu polusi plastik membunuh kepiting pertapa dalam skala besar.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh para ahli biologi di University of Tasmania, lebih dari 560.000 kepiting mati setelah terjebak di dalam sampah yang mengotori pantai Kepulauan Cocos di Samudra Hindia dan pulau Henderson di Pasifik.

Untuk menyelidiki dampak sampah plastik terhadap kepiting hermit atau kelomang, peneliti menempatkan 35 kepiting betina dalam tangki berisi air laut, rumput laut, serta manik-manik polietilen selama lima hari.

Baca juga: Ilmuwan Jepang akan Lakukan Survei Mikroplastik di Laut, Untuk Apa?

Sementara di tangki lain, peneliti menempatkan 29 kelomang tanpa plastik. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Biology Letters.

Studi mengenai kelomang ini merupakan hasil eksperimen yang dilakukan oleh ahli biologi di Queen's University Belfast dan Liverpool John Moores University.

Peneliti menemukan jika kelomang yang terpapar dengan mikroplastik memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menyentuh atau memasukkan cangkang baru yang lebih cocok dengan tubuh mereka.

"Penelitian kami pertama kalinya menunjukkan bahwa paparan sampah mikroplastik dapat memiliki efek penting pada perilaku hewan. Mikroplastik merusak kognisi pada kelomang," ungkap Dr Gareth Arnott, peneliti utama di Northern Irish university’s School of Biological Sciences.

Lebih lanjut ia menyebut jika perilaku ini membawa dampak yang merugikan pada kelomang.

Sebab, perilaku memilih atau mengganti cangkang ini sangat penting untuk kelangsungan hidup dan reproduksi kelomang.

Baca juga: Ancaman Makin Nyata, Mikroplastik Telah Mencemari Kutub Utara

Namun memang perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan mengapa plastik mengubah perilaku kelomang.

Termasuk juga meneliti apakah memang hanya terjadi pada kelomang saja atau membawa pengaruh pada spesies lainnya juga.

Ilustrasi mikroplastik di pantai yang mencemari laut. Dampak sampah plastik di lautan. Ilustrasi mikroplastik di pantai yang mencemari laut. Dampak sampah plastik di lautan.

Baca juga: WHO: Mikroplastik dalam Botol Kemasan Tak Berbahaya untuk Kesehatan

Kelomang juga memiliki peran penting bagi lautan. Mereka bertugas membersihkan laut dengan cara memakan mahluk laut yang sudah mati, serta bakteri yang telah membusuk.

Hasil penemuan ini setidaknya, sangat jelas menunjukkan dampak polusi sampah mikroplastik dapat mengancam keanekaragaman hayati serta ekosistem laut.

Termasuk dalam kelangsungan hidup mahluk laut, seperti kelomang yang pada akhirnya terkena langsung dampak dari polusi sampah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com