Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Corona, Ahli Ingatkan Penuhi Gizi untuk Anak-anak

Kompas.com - 22/04/2020, 18:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi global Covid-19 tengah melanda lebih dari 200 negara, termasuk Indonesia. Di tengah PSBB dan physical distancing, para ahli mengingatkan untuk menjaga kondisi gizi terutama kepada anak-anak.

Berdasarkan data, anak-anak memang memiliki prevalensi minim untuk terinfeksi Covid-19. Namun Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Kirana Pritasari MQIH, mengatakan pemenuhan gizi bagi anak harus harus tetap diperhatikan.

Hal tersebut dilakukan untuk menjaga imunitas agar terhindar dari infeksi penyakit termasuk Covid-19.

“Imunitas tubuh erat kaitannya dengan cukup atau tidaknya asupan makan anak, yang akan berpengaruh langsung terhadap status gizi dan imunitasnya," kata Kirana

Baca juga: Hoaks Lagi Obat Herbal Bunuh Corona, Ini Saran Ahli untuk Menyikapinya

Dengan asupan makan yang cukup baik dari segi jumlah, jenis, dan frekuensinya, maka imunitas akan terjaga sehingga anak mampu menangkal penyakit infeksi. Jika terlanjur terinfeksi, penyembuhannya akan lebih cepat.

Penyakit Covid-19 akan menjadi lebih berisiko ketika anak memiliki penyakit penyerta, seperti pneumonia. Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan dan memperbaiki status gizi anak.

Kirana mengingatkan keterbatasan penghasilan orang tua dapat memberikan efek domino yang menyebabkan penurunan daya beli.

“Bila tidak diimbangi dengan kemampuan ibu memilah makanan bergizi sesuai kemampuan, dapat berdampak terhadap asupan makan anak yang mempengaruhi status gizinya,” ujar dia.

Baca juga: Ahli Gizi Ungkap Kendala Pemenuhan Nutrisi Pengungsi Bencana Alam

Ketersediaan pangan di rumah tangga dan pengetahuan orang tua terhadap pemilihan bahan makanan bergizi dengan harga yang terjangkau menjadi perhatian khusus.

Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat mengatakan bahwa stunting dan gizi buruk sama berbahayanya dengan virus corona.

“Jika bicara dampak jangka panjang, stunting jelas lebih berbahaya. Anak yang terkena stunting sepanjang hidupnya akan dihantui gangguan kesehatan, kurang produktif hingga menjadi beban bagi keluarga,” jelas Arif, di Jakarta, Rabu (22/4/2020).

Target pemenuhan gizi anak

Di tengah polemik pandemi corona, Arif berharap pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dapat lebih memperhatikan aspek kesehatan keluarga terutama pemenuhan gizi anak.

“Kita perlu mengapresiasi berbagai upaya masyarakat menggalang bantuan. Tapi yang perlu diingat adalah jangan sampai paket-paket sembako yang dibagikan ke masyarakat justru beresiko terhadap kesehatan mereka di masa depan,” jelas Arif.

Baca juga: Di Usia 2 Tahun Kurang Gizi, Anak Rentan Penyakit Kronik

Kekhawatiran tersebut disampaikan Arif bukan tanpa alasan. Sudah menjadi kebiasaan kita memberikan produk-produk instan dan tinggi gula di dalam paket sembako.

“Pada umumnya, paket sembako bantuan masyarakat biasanya dilengkapi produk-produk seperti mie instan, ikan kaleng, susu kaleng atau susu kental manis. Jelas ini bukan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi anak-anak terutama balita,” kata dia.

Menurut dia, daripada memberikan anak makanan instan, lebih baik masyarakat memanfaatkan bahan makanan yang banyak disediakan di lingkungan sekitar.

Baca juga: Stunting Masih Jadi Problem Utama Gizi Anak

Banyak masyarakat mengeluh pandemi mengakibatkan pendapatan keluarga berkurang, sementara ada kebutuhan susu untuk anak.

"Di sini saya ingatkan, asupan protein untuk anak bisa di dapat dari bahan-bahan pangan lokal di sekitar kita," ujar dia.

Dicontohkan Arif, salah satu bahan pangan lokal yang baik yaitu daun kelor dengan kandungan tinggi protein dan kaya akan vitamin C. Jika ingin memperoleh nutrisi protein dengan bahan lainnya, Anda bisa mengonsumsi tempe, tahu dan telur.

"Jangan sampai nanti karena harga susu anak mahal menjadi alasan masyarakat memberikan anak minuman instan seperti susu kental manis. Ini yang kita juga musti awasi," tegas Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com