Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2020, 07:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Gelombang teori konspirasi virus corona semakin mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pandemi yang telah menyebabkan jutaan orang terinfeksi Covid-19.

Teori konspirasi yang merebak seiring dengan kian meluasnya penyebaran wabah virus corona, SARS-CoV-2 telah membuat sebagian besar orang mempercayai informasi-informasi yang justru menyesatkan.

Di antaranya terkait kebocoran laboratorium biologi di China yang menyebabkan virus corona menyebar ke masyarakat.

Baca juga: Dari Senjata Biologis hingga 5G, Ini Teori Konspirasi Sesat tentang Corona

Bahkan, rumor ini kian dikuatkan dengan anggapan tentang senjata biologis yang tengah dikembangkan negara ini.

Meski pada akhirnya, teori konspirasi ini telah dipatahkan oleh bukti-bukti ilmiah para ilmuwan dan peneliti.

Namun, bukti tentang evolusi virus corona baru yang disinyalir berasal dari kelelawar ini, tak juga membendung anggapan masyarakat terhadap teori tersebut.

Baca juga: Kematian Pria Akibat Virus Corona Lebih Tinggi, Ini Penyebabnya

Melansir New York Times, Senin (20/4/2020), ada banyak teori konspirasi yang berkembang di masyarakat di seluruh dunia. Bahkan, tidak sedikit pandemi ini dimanfaatkan secara politis oleh pemerintah atau kepala negaranya.

Kondisi ini telah memupuk tidak hanya konspirasi individu tetapi juga perasaan yang lebih luas terkait sumber-sumber dan data resmi tidak dapat dipercaya.

Ilustrasi 3D virus coronaSHUTTERSTOCK/ANDREAS PROTT Ilustrasi 3D virus corona

Salah satunya teori konspirasi medis yang dianggap dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap otoritas medis.

"Teori konspirasi medis memiliki kekuatan untuk meningkatkan ketidakpercayaan pada otoritas medis, yang dapat memengaruhi kesediaan orang untuk melindungi diri mereka sendiri," tulis Daniel Jolley dan Pia Lamberty, sarjana psikologi, menulis dalam sebuah artikel baru-baru ini.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Orang Percaya pada Teori Konspirasi Virus Corona

Klaim semacam itu terbukti membuat orang kecil kemungkinan untuk mengambil vaksin atau antibiotik, dan lebih mungkin mencari nasihat medis dari teman dan keluarga daripada dokter.

Seperti yang terjadi di Iran, saran palsu tentang pencegahan dan pengobatan dibagikan di platform digital sejak awal wabah virus corona merebak di negara tersebut.

Seperti melansir dari BBC News, Badan Isna berbicara dengan ahli pengobatan Persia di kementerian kesehatan.

Mereka menyarankan perlindungan terhadap Covid-19 dengan cara berkumur dengan cuka dan air mawar atau cuka dan garam.

Ilustrasi curcumin, senyawa yang terkandung dalam jahe, kunyit, temulawak, dan sereh.SHUTTERSTOCK/kwanchai.c Ilustrasi curcumin, senyawa yang terkandung dalam jahe, kunyit, temulawak, dan sereh.

Baca juga: Gara-gara Corona, Jahe Merah Ludes di Pasar, Apa Saja Manfaatnya?

Sebuah artikel juga menyebar di situs web berita tentang minuman yang mengandung mint atau willow putih, dan rempah-rempah seperti kunyit, kunyit, dan kayu manis akan memperkuat paru-paru dan sistem kekebalan terhadap virus corona.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com