Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2020, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Analisis data urutan genom publik dari virus corona, SARS-CoV-2 tidak ditemukan bukti epidemi virus penyebab Covid-19 itu dibuat di laboratorium.

Virus corona yang muncul di kota Wuhan, China pada tahun lalu telah menyebabkan epidemi Covid-19 skala besar yang telah menyebar ke lebih dari 150 negara di dunia.

"Dengan membandingkan data urutan genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menyatakan SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research, melansir Science Daily, Rabu (18/3/2020).

Makalah yang diterbitkan di Nature Medicine ini, berjudul The proximal origin of SARS-CoV-2. Selain Andersen, penelitian ini juga melibatkan sejumlah peneliti.

Baca juga: Pasien Pertama Covid-19 Ditemukan, Bantu Lacak Sumber Virus Corona

Di antaranya Robert F. Garry dari Tulane University, Edward Holmes dari University of Sydney, Andrew Rambaut dari University of Edinburgh, dan W. Ian Lipkin dari Columbia University.

*****
Kompas.com menggalang dana untuk solidaritas terhadap kondisi minimnya alat pelindung diri dan keperluan lainnya di rumah sakit-rumah sakit di Indonesia, terutama di DKI Jakarta, terkait penanganan Covid-19. Mari tunjukkan solidaritas kita dan bantu rumah sakit-rumah sakit untuk memiliki perlengkapan memadai. Klik untuk donasi melalui Kitabisa di https://kitabisa.com/campaign/melawancoronavirus.

*****

Virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit dengan tingkat keparahan yang luas.

Di antaranya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003 lalu di China dan wabah yang terjadi di Arab Saudi dengan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).

Sementara Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 semakin meluas, sejak pihak berwenang China melaporkan wabah ini ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019 lalu.

Hingga saat ini, lebih dari 199.000 orang di seluruh dunia terinfeksi virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, Covid-19. Bahkan, angka kematian akibat virus ini telah mencapai hampir 8.000 kasus.

Baca juga: Dari SARS-CoV-2 sampai Lockdown, Ini Istilah Populer tentang Covid-19

Tak lama setelah epidemi dimulai, para ilmuwan China mengurutkan genom SARS-CoV-2 dan membuat data tersedia bagi para peneliti di seluruh dunia.

Data sekuens genomik yang dihasilkan menunjukkan pemerintah China dengan cepat mendeteksi epidemi. Namun, jumlah kasus Covid-19 terus meningkat karena penularan dari manusia ke manusia setelah satu kali pengantar ke populasi manusia.

Andersen berkolaborasi dengan beberapa lembaga penelitian lain menggunakan data sekuensing ini untuk menjelajahi asal-usul dan evolusi SARS-CoV-2 dengan fokus pada beberapa fitur khas virus.

Para ilmuwan menganalisa template genetik pada spike protein virus, armature di bagian luar virus yang digunakan untuk mengambil dan menembus dinding luar sel manusia dan hewan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com