Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komposisi Oksigen di Bumi dan Bulan Tidak Identik, Ini Kata Ilmuwan

Kompas.com - 11/03/2020, 20:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Oksigen di Bumi dan Bulan memiliki komposisi yang berbeda dan tidak identik. Fakta ini mematahkan hipotesa sebelumnya yang menyatakan oksigen di keduanya identik.

Dalam studi baru yang dilakukan para ilmuwan di University of New Mexico menemukan bukti perbedaan komposisi oksigen dari Bumi dan Bulan.

Penelitian ini belum lama dipublikasikan dalam Nature Geoscience dengan judul makalah, Distinct Oxygen Isotope Compositions of the Earth and Moon.

Melansir Science Daily, Rabu (11/3/2020), pada penelitian sebelumnya, mendorong ilmuwan untuk mengembangkan Giant Impact Hypothesis.

Baca juga: Jarak Bumi dan Bulan Kian Jauh, Ini Efeknya Bagi Waktu

Hipotesis itu menunjukkan Bulan terbentuk dari puing-puing setelah tabrakan raksasa antara Bumi awal dan proto planet bernama Theia.

Sampel yang dikembalikan dari Bulan dari misi Apollo menunjukkan adanya komposisi oksigen yang hampir identik.

Meski Giant Impact Hypothesis dapat menjelaskan dengan baik kesamaan geokimia antara Bumi dan Bulan, namun kesamaan ekstrim dalam isotop oksigen sulit dirasionalkan dengan skenario ini.

"Temuan kami menunjukkan, mantel Bulan kemungkinan telah mengalami percampuran dan sedikit mewakili peristiwa tabrakan dengan Theia," kata Erick Cano, ilmuwan dari University of New Mexico.

Baca juga: 50 Tahun Pendaratan di Bulan, 4 Inovasi yang Lahir Berkat Apollo 11

Cano mengatakan data tersebut menyiratkan komposisi isotop oksigen yang berbeda dari Theia dan Bumi.

Komposisi itu tidak sepenuhnya dihomogenesasi oleh dampak pembentukan Bulan dan memberikan bukti kuantitatif bahwa Theia bisa terbentuk lebih jauh dari Matahari daripada Bumi.

Cano bersama rekannya, Zach Sharp dan Charles Shearer dari UNM's Department of Earth and Planetary Sciences melakukan pengukuran presisi tinggi dari komposisi isotop oksigen pada sejumlah sampel bulan di UNM's Center for Stable Isotopes (CSI).

Sampel yang diamati termasuk basal, anorthosit dataran tinggi, norit dan kaca vulkanik, produk dari magma yang didinginkan dengan cepat dan tidak terkristal.

Hasil pengamatan itu, mereka menemukan komposisi isotop oksigen bervariasi tergantung pada jenis batuan yang diuji.

Kemungkinan itu disebabkan karena tingkat pencampuran antara Bulan dan atmosfer uap setelah dampak dari peristiwa tabrakan hebat yang membentuk Bulan.

Isotop oksigen dari sampel yang diambil dari dalam mantel Bulan adalah yang paling berbeda dengan isotop oksigen dari Bumi.

Baca juga: Ilmuwan NASA Gunakan Teleskop ini untuk Temukan Oksigen di Luar Bumi

"Data ini menunjukkan mantel Bulan bagian dalam mungkin telah mengalami pencampuran paling sedikit dan paling mewakili dari penabrak Theia," kata Sharp.

Dia menambahkan berdasarkan hasil dari analisis isotop, Theia bisa jadi berasal dari Matahari yang relatif lebih jauh dari Bumi.

"Analisis ini juga menunjukkan komposisi isotop oksigen Theia yang berbeda tidak sepenuhnya hilang melalui homogenisasi selama dampak raksasa," jelas Sharp.

Penelitian ini penting karena perlu menghilangkan giant-impact model yang mencakup homogenisasi isotop oksigen lengkap antara Bumi dan Bulan, serta menyediakan landasan bagi pemodelan dari dampak dan pembentukan Bulan di masa depan.

Baca juga: Titan, Bulan Mirip Bumi ini Gagal Buktikan Mungkin Ada Kehidupan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com