Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Didaur Ulang, Jumlah Sampah Sachet Diprediksi Terus Meningkat

Kompas.com - 08/03/2020, 12:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sampah plastik masih terus menjadi problematika yang belum terselesaikan hingga saat ini. Berita buruknya, jumlah sampah plastik diprediksi akan meningkat, terutama sampah plastik jenis multilayer (kemasan sachet).

Berdasarkan laporan terbaru Greenpeace berjudul "Throwing Away The Future: How Companies Still Have It Wrong on Plastic Pollution Solutions", sebanyak 855 miliar sachet terjual di pasar global tahun ini.

Asia Tenggara memegang pangsa pasar sekitar 50 persen. Diprediksi jumlah kemasan sachet yang terjual akan mencapai 1,3 triliun pada tahun 2027.

Baca juga: Tangerang Sumbang Sampah Plastik Terbanyak di Jabodetabek

Menyoroti hal ini, Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia Muharram Atha Rasyad mengatakan bahwa 2030 sachet ini sudah harus jadi monolayer dan mendorong produsen berinvestigasi dalam penggunaan daur ulang.

Plastik multilayer termasuk jenis sampah yang sulit didaur ulang. Sejauh ini, insiatif penggunaan kemasan daur ulang baru datang dari masyarakat bukan produsen.

Ilustrasi sampah plastikDok. Ecoton Ilustrasi sampah plastik

Untuk itu, kata dia, yang perlu dilakukan produsen adalah bagaimana skema bisnis ini perlu dilakukan karena perilaku konsumsi masyarakat dibentuk oleh industri.

"Produsen selalu beralasan mereka memproduksi kemasan sachet karena daya beli konsumen adalah sachet," kata dia.

Baca juga: Jangan Sembarang Bakar Sampah Plastik, Bahaya Dioksin Mengancam

Dari sisi nilai ekonomisnya, sampah sachet atau plastik multilayer sangatlah rendah. Oleh sebab itu, pemulung cenderung mengabaikan sampah jenis ini dan hanya memungut plastik jenis PET karena dapat dijual kembali dengan harga tinggi untuk industri daur ulang.

Kenapa sampah sachet tidak berharga tinggi di industri daur ulang?

Dijelaskan oleh Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Pris Polly Lengkong, tidak berharganya sachet di mata pemulung karena belum ada pihak yang berniat mendirikan pabrik atau industri daur ulang kemasan multilayer ini.

Bahkan, IPI juga memprediksikan bahwa sampah plastik jenis sachet akan menumpuk pada tahun 2027 jika tidak segera diatasi.

Senada dengan itu, Ketua Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Justin Wiganda, menyatakan bahwa kebutuhan industri daur ulang terhadap produk multilayer ini memang sangat kecil.

"Kita tidak punya data yang pasti, tetapi bisa dibilang angkanya kurang dari satu persen," ujar Justin.

Baca juga: Indonesia Bebas Sampah Plastik, Harus Dimulai dari Produsen

Oleh sebab itu, seharusnya pelarangan plastik yang digagas oleh pemerintah lebih kepada kemasan sachet yang kebutuhan daur ulangnya lebih kecil, daripada melarang kantong kresek yang kebutuhan daur ulangnya cukup besar.

Kemasan sachet tanggungjawab produsen

Disebutkan sebelumnya oleh Atha, inisiatif daur ulang kemasan sachet baru datang dari masyarakan bukan produsen.

Hal ini juga dikatakan oleh pengamat persampahan, Sri Bebassari. Ia mengatakan produsen memiliki tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah sachet yang mereka hasilkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com