WHO memang mengatakan bahwa angka kematian Covid-19 naik menjadi 3 persen.
Dalam hal ini, Tan menerangkan bahwa angka 3 persen itu adalah 3 dari 100 orang yang positif terinfeksi Covid-19, bukan 3 dari 100 penduduk.
"Itu sebabnya, jurus jitu menangkal virus adalah balik ke fitrah. Fitrah kita adalah perlu hidup bersih, perlu hidup sehat," ungkap Tan yang juga seorang filsuf itu.
Menjalankan pola hidup sehat tak hanya dengan melakukan satu hal tertentu. Namun, pola hidup sehat harus dilakukan dengan menyeluruh dan integratif dari semua kontribusi.
"Jadi percuma aja kalau kamu ngerebus jahe, tapi masih ngopi, ngerokok, ditambah lembur kurang tidur," kata Tan.
Salah satu cara paling mudah yang sebenarnya bisa kita lakukan adalah dengan mencuci tangan dengan air dan sabun. Hal ini pun semestinya sudah diajarkan kepada anak-anak.
"Karena cuci tangan sebenarnya jauh lebih efektif dibanding Anda rebutan pakai hand sanitizer. Padahal, hand sanitizer sebenarnya cara kepepet," ungkapnya.
Maksud dari cara kepepet yang dikatakan Tan adalah menggunakan hand sanitizer saat berada dalam kondisi jauh dari air mengalir, misalnya ketika sedang bepergian.
Kembali ke kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun, Tan dan semua ahli di dunia mengatakan bahwa sabun yang digunakan bisa sabun apa saja. Tidak perlu menggunakan sabun antiseptik.
Tan justru mengatakan, jika menggunakan sabun antiseptik berlebihan maka dapat membuat kuman sehat yang ada di kulit menghilang.
Saat kuman baik menghilang, kuman jahat justru bisa masuk ke dalam tubuh.
"Yang penting sabun, pakai air mengalir, dan keringkan dengan baik," kata Tan mengingatkan.
"Yang penting lagi, pola makan yang sehat Hentikan kemasan, mulai dengan kupasan," kata Tan.
Tan menuturkan, Indonesia memiliki tiga buah yang memiliki kandungan antioksidan tinggi, yakni manggis, matoa, dan markisa.
"Tapi bukan sirup markisa, bukan bubuk matoa. Tapi buahnya," ungkap Tan memperingatkan sambil tertawa.