Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Angka Kematian Virus Corona Naik Jadi 3,4 Persen

Kompas.com - 05/03/2020, 12:02 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa angka kematian untuk Covid-19 secara global adalah 3,4 persen, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang hanya berkisar sekitar 2 persen.

"Secara global, sekitar 3,4 persen dari kasus Covid-19 yang dilaporkan telah meninggal dunia," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers di pusat WHO, Jenewa, Selasa (3/2/2020).

Angka ini naik 1,1 persen dibanding perkiraan ketika wabah corona baru dimulai. Pada saat itu, para ahli mengonklusikan bahwa angka perkiraan kematian akibat virus corona sekitar 2,3 persen.

Untungnya, angka 3,4 persen ini masih bisa berubah lagi dengan semakin banyaknya kasus-kasus baru yang terkonfirmasi.

Para ahli, termasuk direktur Institusi Alergid dan Penyakit Menular AS Anthony Fauci, memperkirakan bahwa angka kematian Covid-19 akan menurun dalam jangka panjang karena pada saat ini, diduga masih ada banyak kasus-kasus Covid-19 ringan yang tidak terdiagnosis.

Baca juga: Selain Corona, Jemaah Umrah Harus Waspada Virus Influenza

Lebih mematikan dari flu musiman

Dalam konferensi pers yang sama, Ghebreyesus membandingkan Covid-19 dengan penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh virus corona, khususnya influenza.

Dia pun menyoroti angka kematian Covid-19 jauh lebih tinggi dari flu musiman yang "hanya" membunuh 0,1 persen dari yang terinfeksi.

Padahal, data menunjukkan bahwa Covid-19 tidak semenular flu, yang sudah bisa ditularkan secara luas oleh orang-orang yang terinfeksi ketika mereka belum bergejala.

Sebaliknya Covid-19 menyebabkan gejala yang lebih parah daripada flu, di mana orang-orang dengan gejala ringan bisa sembuh dalam dua minggu, tetapi yang bergejala berat harus dirawat 3-6 minggu.

Baca juga: Benarkah Virus Corona Bisa Menyebar lewat Udara?

Menurut Ghebreyesus, hal ini mungkin karena manusia telah membangun imunitas terhadap flu. Sementara itu, Covid-19 terlalu baru bagi sistem imunitas kita sehingga kita menjadi rentan terhadap penyakit ini.

Selain itu, ada banyak hal yang sudah kita ketahui tentang flu musiman, seperti caranya ditularkan dan penanganan yang efektif, yang masih menjadi misteri pada Covid-19.

"Ini adalah virus yang unik, dengan fitur yang unik. Virus ini bukan influenza. Kita di teritori yang benar-benar baru," ujar Ghebreyesus.

Untuk saat ini, yang para ahli ketahui adalah pasien-pasien berusia lanjut lebih berisiko meninggal akibat Covid-19.

Baca juga: Jangan Menyentuh Wajah agar Tak Tertular Corona, Ini Alasannya

Studi yang dipublikasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China pada bulan lalu mengungkapkan bahwa virus ini paling parah gejalanya pada pasien berusia lanjut yang memiliki penyakit penyerat.

Data dalam studi tersebut juga menunjukkan bahwa risiko meninggal akibat Covid-19 meningkat seiring bertambahnya usia, mulai dari 40-an (0,4%), 50-an (1,3%), 60-an (3,6%), 70-an (8%) dan 80 tahun ke atas (14,8%).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com