Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sudi Ungkap Memiliki Anak di Usia Muda Terkait dengan Kematian Dini

KOMPAS.com - Keputusan untuk memulai keluarga dengan memiliki anak pada usia muda sering menjadi pilihan hidup yang penting bagi banyak pasangan.

Keputusan untuk membentuk keluarga di usia muda seringkali dipenuhi dengan antusiasme dan kebahagiaan.

Namun, studi terbaru mengungkapkan bahwa orang dengan gen yang terkait dengan memiliki anak pada usia muda memiliki risiko kematian dini, seperti yang dikutip dari New Scientist, Rabu (13/12/2023).

Menganalisis lebih dari 270.000 genom manusia

Studi yang diterbitkan dalam Science Advances 2023 mengevaluasi lebih dari 270.000 genom manusia.

Setelah melakukan penelitian tentang hubungan genetik antara reproduksi dan umur, Zhang dan Erping Long dari Chinese Academy of Medical Sciences di Beijing kini memperoleh bukti lebih meyakinkan mengenai pleiotropi antagonis.

Para peneliti menganalisis genom dari 276.406 individu di UK Biobank, sebuah studi kesehatan jangka panjang.

Semua peserta penelitian ini lahir antara tahun 1940 dan 1969 dan berasal dari keturunan Eropa.

Dalam setiap individu para peneliti menghitung skor poligenik, suatu penilaian untuk mencerminkan variasi genetik yang terkait dengan kesehatan reproduksi yang lebih baik pada tahap awal kehidupan.

Semakin tinggi skor seseorang semakin besar pula kemungkinan mereka dapat mempertahankan kesuburan lebih lama.

Mereka juga mengumpulkan informasi tentang masa hidup para peserta, baik itu berapa lama mereka hidup atau berapa lama orang tua mereka hidup dibandingkan dengan mereka yang masih hidup.

Kemungkinan mencapai usia 76 tahun rendah

Hasilnya para peneliti menemukan bahwa orang dengan skor poligenik tinggi untuk kesehatan reproduksi memiliki kemungkinan hidup yang lebih rendah sampai usia 76 tahun.

Orang yang lahir lebih awal juga cenderung memiliki skor poligenik yang lebih rendah daripada mereka yang lahir mendekati tahun 1969.

Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat yang meningkatkan reproduksi masih menjadi pilihan meskipun dapat memengaruhi umur panjang seseorang.

Zhang menyebutkan, "Temuan kami sangat mendukung hipotesis pleiotropi antagonis."

Salah satu mekanisme yang mungkin adalah beberapa varian gen yang meningkatkan atribut reproduksi dapat menyebabkan penyakit di kemudian hari.

Tim peneliti berharap untuk mengumpulkan lebih banyak data dari populasi yang lebih beragam untuk melihat apakah tren ini berlanjut.

"Apakah hasil penelitian ini berlaku untuk orang Afrika atau Asia, masih belum diketahui tetapi kami berharap dapat mengidentifikasi pola ini," tambahnya.

Penting juga untuk dicatat bahwa faktor eksternal, termasuk kemajuan medis, telah menyebabkan orang hidup lebih lama dan rata-rata memiliki lebih sedikit anak.

“Perubahan ini sangat berdampak, sehingga perubahan genetik sangat kecil dibandingkan dengan faktor lingkungan,” kata Zhang.

Berapa usia terbaik untuk memiliki anak?

Dari sisi teknis, wanita memiliki kemampuan untuk hamil dan melahirkan mulai dari masa pubertas saat menstruasi dimulai hingga masa menopause ketika menstruasi berhenti.

Maka dari itu rata-rata rentang usia reproduksi antara 12 hingga 51 tahun.

Kesuburan alami cenderung menurun seiring bertambahnya usia yang dapat mempersulit usaha untuk hamil.

Memulai keluarga di usia yang lebih lanjut juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.

Para ahli menyarankan bahwa waktu yang optimal untuk hamil berada di rentang akhir 20-an hingga awal 30-an yang dikaitkan dengan hasil terbaik untuk ibu dan bayi, dikutip dari Healthline, Rabu (13/12/2023).

Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa usia ideal untuk melahirkan anak pertama adalah sekitar 30,5 tahun.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/12/21/080000823/sudi-ungkap-memiliki-anak-di-usia-muda-terkait-dengan-kematian-dini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke