Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Punya Banyak Uang Bisa Bikin Lebih Bahagia?

KOMPAS.com - Apakah mungkin orang yang punya banyak uang, hidupnya jauh lebih bahagia? Berawal dari pertanyaan itu, studi kolaborasi dilakukan untuk melihat hubungan di antara pendapatan atau gaji yang meningkat dan kebahagiaan yang lebih besar.

Sebelumnya sebuah penelitian juga pernah dilakukan untuk melihat hubungan antara uang dan kebahagian, namun hasilnya menunjukkan temuan kontradiktif dan jawabannya cenderung tidak pasti.

Dilansir dari Phys, Selasa (7/3/2023), pada tahun 2010, dua peneliti dari Princeton University, Daniel Kahneman dan Angus Deaton menemukan bahwa kebahagiaan sehari-hari meningkat saat pendapatan tahunan juga naik.

Namun, hasil studi lainnya, yang dilakukan Matthew Killingsworth dari University of Pennsylvania, yang dipublikasikan tahun 2021 menemukan bahwa kebahagiaan terus meningkat dengan pendapatan yang jauh lebih besar.

Oleh karenanya, untuk mencocokkan perbedaan studi tersebut, para peneliti berkolaborasi dengan Profesor Barbara Mellers dari Penn Integrates Knowledge University.

Dalam studi baru yang dipublikasikan di Prosiding National Academy of Sciences, menunjukkan bahwa rata-rata orang dengan pendapatan yang lebih besar memiliki tingkat kebahagiaan yang terus meningkat.

Artinya, jumlah uang yang semakin banyak, maka semakin besar pula kebagaiaan yang dicapai.

Bagaimana pun juga, hubungan antara banyak uang dan kebahagiaan ini menjadi lebih kompleks. Secara keseluruhan, tren ini juga menunjukkan bahwa kelompok orang yang tadinya tidak bahagia, setelah pendapatan mereka meningkat, menunjukkan level kebahagiaan mereka meningkat tajam.

Killingsworth pun menyimpulkan, bagi kebanyakan orang yang jumlah pendapatannya lebih besar dikaitkan dengan kebahagaiaan yang lebih besar.

"Pengecualian adalah orang-orang yang kaya secara finansial tetapi tidak bahagia. Misalnya, jika Anda kaya dan sengsara, lebih banyak uang tidak akan membantu. Bagi orang lain, lebih banyak uang dikaitkan dengan kebahagiaan yang lebih tinggi dengan derajat yang berbeda-beda, jelasnya.

Selanjutnya, dalam studi yang baru, Mellers mendalami gagasan yang terakhir, mencatat bahwa kesejahteraan emosional dan pendapatan tidak dihubungkan oleh satu ikatan.

"Fungsinya berbeda untuk orang dengan tingkat kesejahteraan emosional yang berbeda," kata Mellers.

Ia menggarisbawahi, pada kelompok yang paling tidak bahagia, kebahagiaan meningkat dengan pendapatan hingga $100.000 per tahun, kemudian untuk selanjutnya tidak menunjukkan peningkatan lebih lanjut seiring pertumbuhan pendapatan.

Pada kelompok orang yang berada dalam kisaran kesejahteraan emosional menengah, maka kebahagiaan akan meningkat secara linear dengan pendapatan, dan untuk kelompok paling bahagia, maka diasosiasikan dengan pendapatan yang meningkat sangat tinggi, di atas $100.000.

Dengan kolaborasi dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka ketiga peneliti ini pun akhirnya dapat menarik kesimpulan yang berbeda.

Dalam studi mereka, Killingsworth, Kahneman, dan Mellers berfokus pada hipotesis baru, yang menunjukkan bahwa ada mayoritas orang yang bahagia dan minoritas yang tidak bahagia karena naiknya jumlah uang atau pendapatan yang mereka miliki.

Kesimpulan pertama dari studi ini, mereka menduga bahwa kebahagiaan mungkin terus meningkat saat lebih banyak uang yang masuk.

Hipotesis lain menunjukkan kebahagiaan yang terakhir meningkat saat pendapatan naik tetapi hanya sampai ambang pendapatan tertentu, setelah itu kebahagiaan hanya tampak stabil tidak berkembang lebih jauh.

Melalui kolaborasi permusuhan dalam menengahi studi terkait hubungan uang dan kebahagiaan ini diperlukan disiplin diri dan ketepatan berpikir yang jauh lebih besar, kata Mellers.

Temuan dari studi tersebut pun, menurut Killigsworth memiliki implikasi di dunia nyata. Salah satunya, studi ini dapat menginformasikan tentang pemikiran terkait tarif pajak atau cara memberi kompensasi pada karyawan.

Kompensasi ini penting bagi setiap individu saat mereka dihadapkan pada pilihan karir atau mempertimbangkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan prioritas lain dalam hidup.

Kendati demikian, Killingsworth menambahkan, untuk kesejahteraan emosional, uang bukanlah segalanya.

"Uang hanya salah satu dari banyak penentu kebahagiaan, namun uang bukan rahasia kebahagiaan, tapi mungkinn bisa sedikit membantu," imbuhnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/07/190000723/apakah-punya-banyak-uang-bisa-bikin-lebih-bahagia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke