Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, Studi Ungkap Pemanis Buatan Bisa Tingkatkan Gula Darah

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan bahwa pemanis buatan seperti sakarin dan sucralose, dapat menghambat kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah setelah makan.

Hal tersebut, kemungkinan terkait dengan perubahan pada mikroba usus yang disebabkan oleh pemanis buatan. Temuan didapat setelah peneliti melakukan studi terhadap gula darah sekelompok orang.

Pemanis buatan merupakan alternatif gula, yang digunakan untuk orang dengan kondisi metabolisme seperti diabetes atau bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan, karena mengandung sedikit hingga nol kalori.

Dalam studi ini, Jotham Suez dari Johns Hopkins University di Maryland bersama rekan-rekannya, menguji efek empat pengganti gula pada gula darah 120 orang dewasa di Israel tanpa kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Tetapi para peserta melaporkan, bahwa mereka tak mengonsumsi pemanis rendah kalori selama enam bulan sebelum penelitian.

Seperti dikutip dari New Scientist, Selasa (23/8/2022) peneliti kemudian membagi 120 orang tersebut menjadi enam kelompok dan diberi pemanis kemasan 1 gram.

Selama dua minggu, peserta dalam empat kelompok mengonsumsi dua paket tiga kali sehari aspartam, sucralose, sakarin atau stevia yang dilarutkan dalam air. Semua paket pemanis mengandung setidaknya 96 persen glukosa.

Dosis harian total masing-masing pemanis berada di bawah asupan harian yang ditentukan oleh Food and Drug Administration Amerika Serikat.

Sementara itu, kelompok kelima mengonsumsi bubuk glukosa dalam jumlah yang setara selama periode yang sama. Sedangkan kelompok terakhir tidak mengonsumsi pemanis.

Semua peserta kemudian memakai monitor gula darah terus menerus selama penelitian dan selama seminggu sebelum dan sesudahnya.

Selanjutnya, para peserta menyelesaikan tes toleransi glukosa, yang mengukur seberapa efektif tubuh mengontrol kadar gula darah setelah mengonsumsi glukosa.

Peneliti menemukan, rata-rata orang yang mengonsumsi sakarin dan sucralose memiliki lonjakan gula darah yang signifikan setelah tes toleransi glukosa.

Sedangkan gula darah tetap stabil atau bahkan sedikit menurun di semua kelompok lain, bahkan mereka yang mengonsumsi glukosa harian.


Suez dan timnya juga menganalisis sampel tinja dan air liur setiap hari dari para peserta dan menemukan, bahwa keempat pemanis buatan secara signifikan mengubah kelimpahan, aktivitas, dan jenis bakteri di usus dan mulut.

Mereka juga mengumpulkan sampel darah mingguan dan menemukan perubahan yang sesuai dalam metabolit, atau molekul yang merupakan produk sampingan dari pencernaan.

Untuk memastikan hasil studi, peneliti juga mentransplantasikan sampel tinja dari orang yang mengonsumsi sakarin, sucralose, glukosa, dan tanpa pemanis ke dalam saluran pencernaan tikus.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa transplantasi dari kelompok sakarin dan sucralose menghasilkan peningkatan gula darah tikus setelah makan.

Ini menunjukkan, bahwa perubahan mikroba yang menyebabkan hasil tersebut.

"Pemanis itu sendiri tak meningkatkan glukosa darah, tetapi tampaknya menganggu kemampuan tubuh untuk mengelola kadar glukosa setelah makan melalui mekanisme yang dimediasi oleh mikrobioma," jelas Suez.

Meski begitu, efek kesehatan dari perubahan mikroba dan metabolisme ini masih belum diketahui secara jelas. Suez berharap uji coba di masa depan akan membantu mengurai hubungan ini.

Studi dipublikasikan di jurnal Cell.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/24/090300623/hati-hati-studi-ungkap-pemanis-buatan-bisa-tingkatkan-gula-darah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke