Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ari Lasso Jalani PET Scan Usai Sembuh dari Kanker Limfoma, Apa Itu?

KOMPAS.com - Musisi Tanah Air, Ari Lasso, mengumumkan bahwa dirinya telah menjalani pemeriksaan PET scan usai dinyatakan sembuh dari kanker limfoma yang sempat diidapnya. Hal itu dibagikan Ari Lasso melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

"Puji Tuhan PET scan pagi ini berjalan lancar dan hasilnya bagus. Cuma bisa bersyukur untuk anugerah ini. Makasih untuk doa temen-temen, dan kalian semua ya," tulis akun @ari_lasso pada Rabu (19/7/2022).

Lantas, sebenarnya apa itu PET scan seperti yang sudah dilakukan Ari Lasso?

Dilansir dari Healthline, Kamis (16/12/2021) positron emission tomography atau PET scan adalah tes pencitraan yang memungkinkan dokter memeriksa penyakit di tubuh.

PET scan, prosedur yang dilakukan Ari Lasso setelah sembuh dari kanker, menggunakan pewarna khusus dengan kandungan pelacak radioaktif yang ditelan, dihirup, atau disuntikkan ke pembuluh darah di lengan pasien.

Organ dan jaringan tertentu kemudian menyerap pelacak tersebut, dan dokter akan melihat seberapa baik organ maupun jaringan bekerja.

Alat pemindai ini juga melihat aktivitas pada area di organ, atau jaringan tertentu yang menunjukkan adanya aktivitas kimia yang tinggi. Apabila ditemukan aktivitas kimia yang lebih tinggi, maka area penyakit tersebut akan muncul sebagai titik terang pada PET scan.

Pemindaian pun dapat mengukur aliran darah, penggunaan oksigen, dan bagaimana tubuh mengolah gula, serta berbagai aktivitas lainnya.

Mengapa pasien perlu melakukan PET scan?

Umumnya PET scan disarankan untuk memeriksa aliran darah, asupan oksigen, ataupun metabolisme organ dan jaringan.

Hasilnya dapat menunjukkan masalah pada tingkat sel, memberi dokter infromasi terkait penyakit sistemik yang kompleks seperti penyakit arteri koroner (CAD), tumor otak, gangguan memori, hingga gangguan kejang.

Beberapa waktu lalu, Ari Lasso sakit kanker yang menyebabkan harus rehat dari aktivitas di panggung musik. Kini, setelah dinyatakan sembuh dari kanker limfoma, ia menjalani prosedur PET scan.

Sebagian besar PET scan digunakan untuk mendeteksi penyakit kanker, masalah jantung hingga gangguan otak, termasuk masalah dengan sistem saraf pusat. Antara lain seperti penyakit Alzheimer, depresi, epilepsi maupun penyakit Parkinson.

Pada penyakit kanker, PET scan berguna untuk mendeteksi beberapa hal yaitu:

  • Melihat apakah kanker telah menyebar
  • Melihat apakah pengobatan kanker seperti kemoterapi berhasil
  • Memeriksa kekambuhan kanker

Pemindaian harus dibaca dengan cermat dan dijelaskan oleh dokter, karena kondisi non-kanker dapat terlihat seperti kanker. Tumor padat juga sering kali tidak muncul pada saat PET scan.

Perbedaan PET scan dengan MRI dan CT scan

PET scan dapat menunjukkan perubahan metabolisme yang terjadi di tingkat sel dalam suatu organ atau jaringan. Hal ini penting dilakukan karena penyakit sering dimulai pada tingkat sel.

CT scan dan MRI tidak dapat mengungkapkan masalah pada tingkat sel. Keduanya hanya dapat mendeteksi perubahan di kemudian hari, karena penyakit mengubah struktur organ atau jaringan.

Sementara PET scan dapat mendeteksi perubahan yang sangat awal pada sel tubuh.

Dalam banyak kasus, dimungkinkan untuk menerima PET-CT maupun PET-MRI scan. CT scan akan menggunakan peralatan sinar X khusus untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh.

Sedangkan, pemindaian MRI menggunakan medan magnet dan pulsa frekuensi radio untuk membuat gambar struktur internal seperti organ, jaringan lunak, dan tulang.

Ketika salah satu dari pemindaian ini dilakukan bersamaan dengan PET scan, maka menghasilkan apa yang disebut fusi gambar.

Komputer menggabungkan gambar dari dua pemindaian untuk membuat gambar 3D, yang memberikan lebih banyak informasi dan memungkinkan diagnosis lebih tepat.

Gallium scan mirip dengan PET scan, karena melibatkan injeksi galium sitrat yang merupakan pelacak radioaktif. Biasanya, Gallium scan dilakukan 1 hingga 3 hari setelah pelacak diberikan menjadikannya tes multiday.

Risiko PET scan bagi tubuh pasien

PET scan memang memanfaatkan pelacak radioaktif, namun paparan radiasi berbahayanya cukup sedikit. Jumlah radiasi di pelacak kecil, sehingga risiko bagi tubuh untuk mengalami kondisi tertentu relatif rendah.

Meski begitu, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan guna melihat apakah tindakan ini sesuai dengan kesehatan pasien.

Meski demikian, PET scan tidak dianjurkan untuk beberapa kelompok berikut.

  • Ibu hamil juga tidak dianjurkan mengikuti prosedur PET scan, karena radiasi tidak aman untuk perkembangan janin.
  • Orang yang telah menerima PET scan pun tdak disarankan. Sebab, terpapat zat radioaktif lagi bisa berbagahay bagi pasien dengan penyakit ginjal. Zar itu dapat pula meningkatkan kadar kreatinin dari obat yang sudah dikonsumsinya.
  • Risiko lain dari pemindaian ini termasuk ketidaknyamanan yang tidak disadari. Misalnya, suntikan juga dapat menyebabkan gejala perdarahan, memar atau pembengkakan.

Prosedur sebelum, selama, dan sesudah PET scan

Sebelum melakukan PET scan, dokter kemungkinan meminta pasien untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Cnothnya saja aktivitas olahraga dalam 24 hingga 48 jam sebelum tes dilakukan.

Pasien juga akan diminta untuk tetap diet rendah karbohidrat tanpa gula. Selama PET scan dilakukan, mereka tidak diperkenankan untuk makan tetapi masih boleh untuk minum beberapa teguk air putih.

Setelah pemindaian, pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari kecuali dokter memberi instruksi lain.

Namun, karena bahan radioaktif dapat tetap berada di tubuh selama beberapa jam hingga berhari-hari, sebaiknya Anda membatasi kontak dengan ibu hamil dan bayi selama waktu ini.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/22/160300123/ari-lasso-jalani-pet-scan-usai-sembuh-dari-kanker-limfoma-apa-itu-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke