Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Syarat Perjalanan, Kenali 6 Vaksin Booster dan Efek Sampingnya

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto setelah mengikuti rapat terbatas evaluasi PPKM yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (4/7/2022).

“Jadi tadi arahan Bapak Presiden, untuk airport, disiapkan vaksinasi dosis ketiga,” papar Airlangga.

Terkait rincian transportasi yang akan disyaratkan vaksin booster, hal ini akan diatur lebih lanjut dalam regulasi yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Lantas, apa saja jenis vaksin booster yang digunakan di Indonesia?

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengizinkan enam jenis vaksin booster untuk digunakan di Tanah Air.

Jenis vaksin boosternya antara lain CoronaVac (Sinovac), Corminatory (Pfizer), AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac), Moderna, Zifivax, dan Sinopharm.

Adapun vaksin booster ini seluruhnya diperuntukkan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas dan telah memperoleh vaksin primer dosis lengkap setidaknya dalam waktu 6 bulan.

Keenam jenis vaksin bisa digunakan sebagai booster homolog (sama dengan vaksin primer) atau heterolog (berbeda dengan vaksin primer).

Berikut detail vaksin booster dan efek sampingnya:

1. Vaksin CoronaVac (Sinovac)

Vaksin Sinovac dosis penuh sebagai booster homolog atau untuk vaksin primer sejenis.

Terkait efek samping dari suntikan Sinovac, kemungkinan bisa muncul reaksi lokal atau nyeri di lokasi suntikan dengan tingkat keparahan grade satu atau dua.

2. Vaksin Pfizer

Vaksin Pfizer dosis penuh sebagai booster homolog atau untuk penerima vaksin dosis lengkap sejenis.

Selain itu, dosis setengah vaksin Pfizer bisa digunakan untuk vaksin primer Sinovac dan vaksin primer AstraZeneca.

Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin Pfizer dapat berupa nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.

3. Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca dosis penuh dapat diberikan kepada penerima vaksin primer atau vaksin primer Pfizer.

Adapun dosis setengah dari vaksin AstraZeneca digunakan sebagai booster untuk vaksin primer Sinovac.

Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin AstraZeneca antara lain nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan, kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.

4. Vaksin Moderna

Vaksin Moderna dosis setengah diperuntukkan sebagai booster dari vaksin primer sejenis, vaksin primer AstraZeneca, dan vaksin primer Janssen.

Untuk efek sampingnya, kemungkinan yang bisa muncul atas pemberian vaksinnya meliputi lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.

5. Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax dosis penuh digunakan sebagai booster untuk penerima vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.

Terkait efek samping pemberian suntikan vaksin ini sebagai berikut:

  • Timbul nyeri di tempat suntikan
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Demam
  • Nyeri otot (myalgia)
  • Batuk
  • Mual
  • Diara dengan tingkat keparahan grade satu dan dua

6. Vaksin Sinopharm

Vaksin Sinopharm dosis penuh diberikan sebagai booster vaksin primer sejenis atau penerima vaksin primer Sinovac.

Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin Sinopharm antara lain nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, kemerahan, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot.

Tingkat keparahan dari efek samping yang bisa timbul tergolong masih bisa ditoleransi, berkisar grade satu atau dua.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/05/163000023/jadi-syarat-perjalanan-kenali-6-vaksin-booster-dan-efek-sampingnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke