Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cegah Heat Stroke Selama Musim Haji 2022, Rompi Penurun Suhu Disiapkan untuk Jemaah

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut telah memanfaatkan teknologi carbon cool, yang didesain menjadi set rompi penurun suhu, untuk menangani kasus heat stroke jemaah haji di Arafah, Muzdhallifah dan Mina (Armuzna) selama Musim Haji 2022.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana, MARS, menyampaikan rompi penurun suhu juga akan digunakan oleh petugas kesehatan yang bertugas di wilayah Armuzna sebagai tindakan pencegahan.

“Rompi penurun suhu ini merupakan inovasi pelayanan kesehatan di musim haji 1443 Hijriah, untuk penanganan kasus heat stroke yang mungkin terjadi di musim haji 2022 ini," ungkap Budi dikutip dari laman Sehat Negeriku Kemenkes, Senin (27/6/2022).

Pasalnya, suhu panas Arab Saudi saat ini sedang tinggi yang dapat memicu kondisi heat stroke. Untuk diketahui, heat stroke adalah kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, dikarenakan tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan.

Pada kondisi tersebut, suhu badan bisa meningkat dengan cepat hingga 41 derajat Celsius dalam 10 sampai 15 menit, akibatnya tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.

Heat stroke juga berisiko dapat memperberat kondisi orang yang tengah sakit, bahkan bisa menyebabkan kematian. Musim Haji 2022, jemaah rentan mengalami heat stroke karena suhu panas tinggi di Tanah Suci saat ini.

Sebanyak 10 rompi sudah disiapkan untuk petugas, sementara 20 lainnya disiapkan untuk pertolongan pertama pada jemaah haji yang terkena heat stroke.

Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sekaligus tim peneliti, Dr dr Rr Suzy Indharty MHA MKes SpBS(K), mengatakan bahwa pengukuran suhu dan tanda vital jemaah menjadi parameter dalam penggunaan rompi penurun suhu ini.

Spesialis bedah saraf konsultan tumor otak yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) itu, berkolaborasi dengan dosen Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam mengembangkan set rompi tersebut.

“Suhu diukur secara continues, dan akan dihentikan setelah suhu pasien turun mencapai 38 derajat, untuk kemudian diberikan terapi standar lainnya," jelas Suzy

Dia menyampaikan, penggunaan teknologi carbon cool pada rompi penurun suhu untuk cegah heat stroke ini pada jemaah haji, bukan tanpa sebab karena daya tahan dingin yang lama serta titik leleh merupakan alasan utama teknologi ini digunakan.

“Bisa bertahan 8 sampai 12 jam, jauh lebih lama dibandingkan dengan penggunaan es atau ice gel, tidak cepat mencair, dan tidak basah," imbuhnya.

Terkait dengan penggunaanya, pasien yang mengalami heat stroke akan dipakaikan rompi lengkap dengan decker untuk meredam saraf-saraf sensorik di bagian tubuh yang tersengat Matahari yaitu lengan, paha, dan betis.Dalam keaadaan darurat, techno cool bisa langsung ditempelkan di tubuh pasien.

Di sisi lain, Koordinator Surveilans Panitia Penyelenggara Ibadah haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan Prof Rustika, SKM, Msi, memastikan teknologi Ini sangat dibutuhkan dalam penanganan heat stroke jemaah haji.

Dirinya menilai, inovasi itu perlu mendapatkan dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar dapat digunakan secara massal.

"Pengembangan penelitian selanjutnya dilakukan dg kolaborasi dengan BRIN, bagaimana bisa digunakan selanjutnya karena cuaca terlalu panas di arab saudi mencapai 50-60 derajat Celsius dan dapat menurunan angka morbiditas dan mortalitas heat stroke dan komplikasinya," kata Rustika.

Gejala heat stroke

Suhu panas Arab Saudi menjadi tantangan bagi para jemaah haji yang menjalankan ibadah di Tanah Suci tahun ini.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (31/5/2022) gejala atau tanda heat stroke meliputi pusing dan mual, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. 

Kondisi itu umumnya merupakan akibat dari kontak yang terlalu lama atau aktivitas fisik dalam suhu tinggi.

Terdapat satu kondisi sebelum orang dinyatakan mengalami heat stroke, yang paling sering terjadi saat musim panas disebut heat exhausted, dan ditandai dengan:

  • Rasa sakit kepala
  • Keringat berlebihan
  • Kulit terlihat pucat, lembap, dan terasa dingin
  • Napas cepat
  • mual dan nyeri otot

Saat mengalami gejala heat stroke tersebut, dapat diatasi dengan minum air yang cukup, mengganti elektrolit yang hilang, menyemprot tubuh dengan air, dan beristirahat setidaknya selama 30 menit.

Oleh sebab itu, saat beraktivitas di tengah cuaca panas terik khususnya bagi para jemaah haji, diimbau tetap memenuhi kebutuhan air dan tidak menunggu haus terlebih dahulu untuk minum.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/28/160200823/cegah-heat-stroke-selama-musim-haji-2022-rompi-penurun-suhu-disiapkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke