Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Spons Laut di Selandia Baru Terdampak Perubahan Iklim, Ini Studinya

Gambar-gambar mengejutkan menunjukkan spons laut berwarna coklat hingga putih tulang.

Penemuan yang mengkhawatirkan ini muncul di tengah kenaikan suhu laut yang terus berlanjut, sebuah tren yang sebagian besar disebabkan emisi bahan bakar fosil yang menghangatkan planet.

Ilmuwan menemukan ribuan spons laut yang memutih ini pada Mei lalu, di perairan dingin lepas pantai barat daya Selandia Baru.

Temuan lebih lanjut memperlihatkan adanya kerusakan yang jauh lebih buruk, jutaan bahkan puluhan juta spons laut terdampak perubahan iklim di seluruh wilayah Fiordland.

“Ini adalah salah satu spons yang paling melimpah di Fiordland, peristiwa berskala sangat luas,” ujar James Bell, profesor biologi kelautan dari Universitas Victoria di Selandia Baru yang sekaligus menjadi pemimpin penelitian, seperti dikutip dari CNN Internasional, Sabtu (25/6/2022).

Meskipun pemutihan massal terjadi secara ekstensif, lanjut Bell, beberapa spons laut masih hidup dan menggunakan oksigen untuk hidup.

“Wilayah ini begitu melimpah dan kaya akan biota laut, hampir seperti kuburan putih saat menemukannya, itu benar-benar menghancurkan dan traumatis,” kata Bell.

Menurut dia, tim dapat melakukan eksperimen dari atas kapal dan mencoba memahami spons yang terpengaruh oleh suhu lebih hangat.

“Sayangnya banyak dari spons laut sudah sangat tidak sehat dan stres,” tuturnya.

Untuk diketahui, spons laut mempunyai beragam ukuran, warna, dan tekstur.

Spons laut atau porifera memainkan peran penting dalam ekosistem laut untuk menyediakan makan dan perlindungan bagi hewan laut lain seperti ikan kecil, kepiting, dan ganggang.

“Spons laut memompa air dalam jumlah besar dan menangkap partikel kecil, bakteri, plankton, dan ganggang, serta mendaur ulang karbon di dasar laut,” papar Bell.

Dampak pemanasan laut

Tahun lalu menjadi rekor terpanas untuk lautan di dunia selama tiga tahun berturut-turut. Ini memberikan tekanan tambahan yang begitu besar untuk ekosistem laut.

Akibat perubahan iklim, Great Barrier Reef Australia juga mengalami peristiwa pemutihan massal keenam pada tahun ini. Telah dikonfirmasi adanya pemutihan karang di beberapa lokasi terumbu karang.

Di wilayah tersebut, diperkirakan hilangnya lebih dari setengah populasi karang karena perubahan iklim dalam tiga dekade terakhir.

Spons laut, seperti karang, juga sangat terpengaruh oleh suhu laut yang ekstrem dan berubah menjadi putih sebagai respons stres terhadap suhu yang terlalu hangat.

Makhluk laut memainkan peran penting dalam ekosistem laut, hilangnya spons laut dapat mempengaruhi jutaan hewan laut lainnya.

Pemanasan suhu laut juga mempengaruhi populasi spons laut di bagian lain Selandia Baru.

Petak-petak spons laut mati ditemukan di wilayah pesisir utara negara itu, daneberapa ditemukan mencair di tengah gelombang panas laut yang panjang.

"Peristiwa pemutihan massal menyoroti lagi betapa dramatisnya lautan berubah akibat pemanasan global dan perubahan iklim,” tutur dia.

"Ini harus menjadi peringatan, dibutuhkan aksi iklim sekarang, bukan dalam 10 atau 15 tahun karena saat itu sudah terlambat dan kita akan kehilangan semua ekosistem dan spesies,” pungkasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/26/110200823/spons-laut-di-selandia-baru-terdampak-perubahan-iklim-ini-studinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke