Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perairan Jakarta Tercemar Sampah Saset, Ecoton Minta Produsen Ikut Bersihkan Sampahnya

KOMPAS.com - Kegiatan brand audit yang dilakukan berbagai lembaga pada 12 Juni hingga 19 Juni 2022 menunjukkan, ada banyak sampah saset di perairan Jakarta dengan berbagai merek yang mencemari lingkungan ini.

Setidaknya ada 500 lembar sampel sampah saset yang diambil pada tiap lokasi mengapung di badan air, terjerat di ranting atau batang pohon, bahkan berada di pantai dan terendam di bantaran tepi sungai.

“Untuk mengambil sampah yang terapung di badan air kami harus menggunakan perahu dan jaring untuk menangkap sampah terapung, cara lain yang kami lakukan adalah memvideo sampah-sampah yang mengapung," ujar Koordinator River Warrior Aeshnina Azzahra Aqilani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (19/6/2022).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kegiatan brand audit bertujuan untuk mengetahui produsen yang paling banyak mencemari perairan di Jakarta.

Merek sampah saset yang banyak ditemukan

Adapun kegiatan brand audit dilakukan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) di Kepulauan Seribu di kawasan Pulau rambut.

Sedangkan di Muara Angke, Muara baru dan Muara Kali Adem dilakukan oleh River Warrior. Kegiatan brand audit lain yang melibatkan banyak komunitas dilakukan di Kali Ciliwung segmen Jembatan TB Simatupang hingga Condet.

Beberapa merek sampah saset di perairan Jakarta yang paling banyak dtemukan, di antaranya:

  1. Unilever: Pulau Rambut (16 persen), Ciliwung Condet (28 persen), Muara Angke/Kali Adem (58 persen).
  2. Indofood: Pulau Rambut (39 persen), Ciliwung Condet (14 persen), Muara Angke/Kali Adem (14 persen).
  3. Wings: Pulau Rambut (16 persen), Ciliwung Condet (27 persen), Muara Angke/Kali Adem (14 persen)
  4. Santos Jaya: Pulau Rambut (3 persen), Ciliwung Condet (13 persen), Muara Angke/Kali Adem (9 persen)
  5. Mayora: Pulau Rambut (9 persen), Ciliwung Condet (7 persen), Muara Angke/Kali Adem (3 persen)

GIDKP mengungkap, sampah saset merek Indofood paling banyak ditemukan di Pulau Rambut.

Sampah saset yang ada di pulau ini, kata mereka, sebagian besar berasal dari saluran-saluran air atau sungai dari daratan Jakarta.

”Jenis sampah Indomie paling banyak ditemukan sepanjang kegiatan clean up Pulau Rambut yang kami lakukan minggu 12 Juni 2022,” ungkap Koordinator Nasional GIDKP, Rahyang Nusantara.

Selanjutnya, ditemukan banyak sampah saset dari produk Unilever di Muara Kali Adem hingga muara Kali Angke pada Selasa 14 Juni 2022.

”Sampah saset Unilever banyak ditemukan mengapung di Kali Adem, Muara Angke hingga di Pulau G, bahkan ditemukan banyak nyangkut di dahan dan akar-akar mangrove," papar Koordinator Susur Sungai Ciliwung, Alaika Rahmatullah.


Di sisi lain, tim dari River Warrior menyampaikan bahwa sampah-sampah plastik yang tersangkut di pohon mangrove bisa menjadi ancaman serius.

Sebab, banyak hewan seperti monyet ekor panjang, burung air dan biawak yang berpotensi mengonsumsi plastik kemasan makanan.

Selanjutnya pada Minggu 19 Juni 2022 tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) masih melakukan kegiatan brand audit di Muara Baru.

Kegiatan di Ciliwung Condet yang diikuti oleh Komunitas Peduli Ciliwung Condet, Ciliwung Institut, dan Ecoton menemukan lebih dari 1.000 batang pohon masih terlilit sampah plastik.

“Sampah saset Unilever banyak ditemukan tersangkut di dahan pohon loah, terpendam dibantaran dan terapung disungai,” terang peneliti ESN, Prigi Arisandi.

Komunikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Ecoton

Sebelumnya, Ecoton menyebut telah melayangkan surat somasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), gubernur DKI Jakarta dan gubernur Jawa barat sebagai pejabat yang dinilai bertanggung jawab atas pengelolaan Ciliwung maupun muara-muara sungainya.

Tetapi, surat itu belum dijawab secara resmi. Berkaitan dengan hal tersebut, Ecoton dan Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah melakukan komunikasi aktif.

"Menurut sumber di Pemprov DKI saat ini sedang disiapkan jawaban untuk merespons somasi Ecoton,” tutur Kholid Basyaiban, selaku pengacara lingkungan Ecoton.

Sementara itu, Peneliti Senior Ecoton Daru Setyorini, berkata bahwa respons positif Pemprov DKI merupakan harapan untuk pemulihan Ciliwung.

Kendati begitu, pihaknya mendesak produsen untuk ikut bertanggung jawab. Mengingat, dalam Undang-Undang Pengelolaan Sampah No 18 Tahun 2008, mengatur bahwa produsen wajib bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan jika tidak bisa diolah secara alami.

"Sehingga produsen yang diketahui sampah sasetnya masih banyak ditemukan di perairan Jakarta seperti Unilever, Wings, Indofood, Mayora dan Santos Jaya harus ikut membersihkan dan mengelolanya,” ucapnya.

Ia menambahkan, solusi jangka panjangnya adalah produsen perlu menghentikan produksi saset, karena termasuk kategori sampah residu yang tidak bisa didaur ulang.

“Saset termasuk packaging multilayer, ada empat lapisan plastik dalam satu sachet seperti alumunium foil, polimer EVOH, PP dan plastik laminasi padahal dalam proses daur ulang plastik harus di olah berdasarkan jenis polimernya," jelas Daru.

"Kalo mau daur ulang saset, maka harus dipisahkan dulu berdasarkan jenis polimernya dan hal ini tidak ada pendaurulang yang melakukan, maka sebagian besar saset dibakar atau dibiarkan terapung di sungai dan di laut,” sambung dia.

Ecoton juga meminta agar produsen dapat memenuhi sejumlah tuntutan mereka, antara lain:

- Produsen saset harus menghentikan produksi saset dan mengganti atau redesign packaging lain yang bisa diisi ulang atau dipakai kembali.

- Produsen yang diketahui sampahnya mencemari perairan Jakarta harus bertanggung jawab untuk melakukan clean up atau pembersihan sampah. Pemerintah pusat harus mengoordinasikan kegiatan ini dan merehabilitasi lahan yang telah tercemar.

- Pemerintah pusat harus melarang penggunaan kemasan saset karena tidak bisa didaur ulang dan menjadi sumber pencemaran mikroplastik di perairan.

- Pemerintah mendorong produsen membuat refill station.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/20/120500923/perairan-jakarta-tercemar-sampah-saset-ecoton-minta-produsen-ikut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke