Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ditularkan dari Hewan ke Manusia, Ketahui Cara Mencegah Infeksi Virus Hendra

Infeksi virus Hendra (HeV) merupakan zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Infeksinya jarang muncul, tapi menyebabkan penyakit parah, serta tidak jarang berujung fatal pada kuda dan manusia yang terinfeksi.

Inang dari virus Hendra telah diidentifikasi sebagai kelelawar buah dari famili Pteropodidae, genus Pteropus.

Masa inkubasi dari infeksinya berlangsung selama 9-16 hari, dengan menimbulkan penyakit pernapasan bergejala mirip flu yang parah.

Dalam beberapa kasus, penyakitnya dapat berkembang menjadi ensefalitis atau radang otak. Kasus fatalitas dari infeksi virus Hendra sebesar 57 persen.

Cara mencegah infeksi virus Hendra

Penularan virus Hendra ke manusia dapat terjadi setelah terpapar cairan dan jaringan tubuh atau kotoran kuda yang terinfeksi virus.

Kuda dapat terinfeksi setelah terpapar virus daalam urine kelelawar yang terinfeksi. Namun sejauh ini, tidak ada catatan penularan infeksi dari manusia ke manusia.

Melansir laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), terjadinya penyakit pada manusia telah dikaitkan hanya dengan infeksi spesies perantara seperti kuda.

Pengenalan dini penyakit hewan inang perantara, menjadi cara paling penting untuk membatasi kasus infeksi pada manusia di masa depan.

Infeksi virus Hendra dapat dicegah dengan menghindari kuda yang sakit atau mungkin terinfeksi HeV, serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, saat kontak diperlukan seperti dalam prosedur kedokteran hewan.

Diagnosis infeksi virus Hendra

Diagnosis virus Hendra (HeV) dan virus Nipah dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi antibodi IgG dan IgM, real time polymerase chain reaction (RT-PCR), dan upaya isolasi virus.

Di sebagian besar negara, penanganan virus Hendra perlu dilakukan di laboratorium penyimpanan tinggi.

Diagnosis laboratorium pasien dengan riwayat klinis infeksi Hendra atau Nipah, dapat dibuat selama fase akut dan fase penyembuhan penyakit dengan menggunakan kombinasi tes, termasuk deteksi antibodi dalam serum atau cairan serebrospinal (CSF), deteksi RNA virus (RT-PCR) dalam serum, CSF atau usap tenggorokan, dan isolasi virus dari CSF atau usap tenggorokan.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/02/210100223/ditularkan-dari-hewan-ke-manusia-ketahui-cara-mencegah-infeksi-virus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke