Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dikira Jatuh di Atas Gunung Merapi, Apa Itu Bintang Jatuh? Ini Penjelasan Sains

“Rabu, 1 Juni 2022 Pukul 18.32 WIB visual #Merapi terlihat dari CCTV FREKOM di Kalitengah Lor (Tenggara). Kira kira itu apa menurut kalian? Apakah bintang jatuh?,” tulis akun @mountnesia dikutip Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Astronom Amatir Indonesia sekaligua Pembimbing dan Pendamping Forum Kajian Ilmu Falak (FKIK) Gombong dan Majelis Kajian Ilmu Falak (MKIF) Kebumen Jawa Tengah, Marufin Sudibyo mengatakan, bahwa benda yang tampak di video itu bukanlah bintang jatuh, melainkan pesawat.

Marufin menjelaskan, fenomena ini terekam pada saat maghrib, dimana langit masih terang dan obyek seperti pesawat pada ketinggian yang cukup besar masih tersinari cahaya Matahari.

“Lalu terekam oleh CCTV, yang umumnya cenderung merekam obyek terang bergerak sebagai 'obyek berekor’ (bintang berekor),” kata Marufin kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Jika CCTV tidak diatur, maka melintasnya stasiun antariksa internasional ISS yg cukup terang di langit lokal akan terlihat seperti 'bintang berekor'.

Faktor pendukung bahwa itu bukanlah bintang laut adalah karena fenomena ini terlihat cukup lama lebih dari 30 detik, sehingga tak mungkin meteor-terang (fireball).

Di mana seharusnya, sama seperti meeteor superterang dalam peristiwa Chelyabinsk 2013 yang melepaskan energi 600 kiloton TNT, hanya memijar 20-an detik.

“Kombinasi ke 3 faktor itu menyimpulkan fenomena itu kemungkinan besar pesawat yang melintas,” ujarnya.

Lantas, sebenarnya apa itu bintang jatuh?

Bintang jatuh sebenarnya adalah sebuah meteor. Meteor adalah batuan yang berasal dari luar angkasa yang memasuki atmosfer Bumi dan terbakar. Batuan yang terbakar inilah yang tampak sebagai bintang jatuh.

Selain meteor, ada pula meteoroid, dan meteorit yang terkait dengan kilatan cahaya yang disebut “bintang jatuh,” yang terkadang terlihat melesat melintasi langit.

Ketiga istilah tersebut memang mengacu pada objek yang sama. Hanya, perbedaan nama ini bergantung di mana letaknya.


Meteor, Meteoroid, dan Meteorit

Ketiga benda langit yang baru saja Anda baca, sebenarnya adalah benda yang sama, yaitu batuan yang berasal dari luar angkasa.

Perbedaannya terletak pada lokasi dan apa yang terjadi pada masing-masing batuan.

Meteoroid adalah batuan atau fragmen kecil yang berasal dari sisa asteroid, komet, atau planet.

Meteoroid ini memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari satu mikron hingga lebih kecil dari satu meter. Batuan ini terdiri dari batuan atau logam.

Meteoroid bisa memasuki atmosfer Bumi. Meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi hingga permukaannya terbakar karena bergesekan dengan partikel udara.

Batuan yang bergerak sangat cepat dan terbakar ini disebut dengan meteor.

Para peneliti memperkirakan 48,5 ton meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi. Namun, sebagian besar meteor ini akan terbakar habis sebelum menyentuh permukaan Bumi.

Sementara itu meteorit adalah meteor yang menyentuh atau jatuh ke permukaan Bumi. Jumlahnya tidak banyak. Sebagian besar meteorit sangat kecil sehingga tidak membahayakan manusia.

Namun, ada pula meteorit berukuran besar yang jatuhnya menyebabkan ledakan dan menyisakan kawah di sekitar tempat jatuhnya meteorit.

Istilah hujan meteor

Bukannya bintang jatuh, melainkan ada istilah astronomi yang sering disebut dengan hujan meteor.

Peneliti di Pusat Riset Antariksa LAPAN Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin mengatakan, hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya.

Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit atau batu meteor.

"Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk kawah meteor atau impact crater," jelas Andi dalam pemberitaan Kompas.com edisi 5 Januari 2021.

Sedangkan, hujan digunakan untuk menyebut sesuatu yang jatuh dalam jumlah yang banyak atau lebih dari satu.

"Hujan meteor (meteor shower) ini merupakan meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah yang banyak, sehingga dari permukaan bumi akan dilihat oleh manusia seolah seperti hujan yang turun. Hal inilah yang disebut sebagai hujan meteor," jelasnya.

Sebagai informasi, hujan meteor secara singkat dapat terjadi karena meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.


Macam-macam hujan meteor

Beberapa fenomena hujan meteor terjadi setiap tahun atau secara berkala, saat Bumi melewati jejak puing-puing berdebu yang ditinggalkan oleh komet atau, dalam beberapa kasus, asteroid.

Hujan meteor biasanya dinamai bintang atau konstelasi yang dekat dengan tempat meteor tampaknya berasal di langit.

Mungkin hujan meteor yang paling terkenal adalah Perseid, yang mencapai puncaknya sekitar 12 Agustus setiap tahun.

Setiap meteor Perseid adalah bagian kecil dari komet Swift-Tuttle, yang berayun di dekat Matahari setiap 135 tahun.

Hujan meteor yang terkenal lainnya adalah Leonid, yang terkait dengan komet Tempel-Tuttle; Aquarids dan Orionids, terkait dengan komet Halley, dan Taurids, serta terkait dengan komet Encke.

Sebagian besar puing-puing komet ini berukuran sebutir pasir dan kacang polong setelah terbakar di atmosfer sebelum mencapai tanah. Terkadang, debu meteor ditangkap oleh pesawat terbang tinggi dan dianalisis di laboratorium NASA.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/02/203500323/dikira-jatuh-di-atas-gunung-merapi-apa-itu-bintang-jatuh-ini-penjelasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke