Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Posisi Bumi Miring dan Apa Dampaknya? Ini Penjelasannya

KOMPAS.com - Ada sebagian orang yang mungkin belum mengetahui bahwa posisi Bumi miring, dan tidak tegak lurus pada orbitnya.

Faktanya, posisi planet yang dihuni manusia itu memang tidak lurus.

Para ilmuwan sepakat, Bumi memiliki kemiringan hingga 23,5 derajat.

Akibatnya, Matahari tidak bisa menyinari semua tempat di Bumi dengan intensitas yang sama pada waktu bersamaan.

Lantas, kenapa posisi Bumi yang kita tinggali miring?

Rahasia alam semesta kali ini akan membahas lebih dalam terkait hal tersebut.

Dilansir dari Universe Today, Jumat (15/10/2010) ilmuwan menjelaskan bahwa kemiringan posisi Bumi terkait dengan proses pembentukannya bersama dengan planet-planet lainnya di Tata Surya.

Tak hanya menyebabkan posisi Bumi miring saat penciptaannya, mereka juga meyakini, ketika Matahari terbentuk ia menciptakan sumber gravitasi baru di Tata Surya.

Kemudian terbentuk pula gaya pasang surut antara Matahari dan sisa nebula, yang menyebabkan ketidakstabilan pada gas dan debu yang tersisa di nebula.

Setelah jutaan tahun berlalu, banyak materi luar angkasa yang bertabrakan untuk mendapatkan massa dan gravitasinya sendiri.

Material tersebut membentuk objek yang lebih kecil dari planet, dan umumnya disebut protoplanet.

Pada saat itu, terjadi tabrakan di antara objek yang kemudian membentuk planet dengan ukuran lebih besar.

Fenomena inilah yang mungkin menyebabkan posisi Bumi menjadi miring, lantaran bertabrakan dengan protoplanet. Sehingga, posisinya tidak tegak lurus seperti bola yang ditaruh di atas meja.

Posisi Bumi sebabkan banyak musim

Kemiringan Bumi ini nyatanya sangat penting bagi kehidupan yang ada di dalamnya. Sebab, posisi Bumi yang miring menyebabkan planet memiliki enam musim yang berbeda di seluruh penjuru negeri.

Negara-negara dengan iklim subtropis atau yang dikenal sebagai negara empat musim, biasanya memiliki musim dingin, musim semi, musim gugur, serta musim panas.

Sedangkan negara beriklim tropis, seperti Indonesia, hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Apabila dibandingkan dengan planet lain, kemiringan Bumi memungkinkan terjadinya musim yang suhunya tidak terlalu ekstrem dan cukup seimbang.

Seperti dilansir dari NASA Space Place, Senin (10/1/2022) Bumi memiliki orbit yang sedikit miring.

Saat planet lebih dekat dengan Matahari, maka akan mengalami musim dingin. Sebaliknya, ketika Bumi menjauhi Matahari, kita akan merasakan musim panas.

Bumi mengorbit Matahari, dan memiliki sumbu miring yang selalu menunjuk ke arah sama. Sehingga, berbagai belahan Bumi mendapatkan sinar Matahari langsung di sepanjang tahun.

Terkadang Kutub Utara miring ke arah Matahari yakni di sekitar bulan Juni. Kutub Selatan juga dapat miring ke arah Matahari, sekitar bulan Desember.

Kondisi itu menyebabkan musim panas di bulan Juni di bagian utara karena sinar Matahari mengenai bagian Bumi secara langsung.

Di bulan Desember biasanya terjadi musim dingin atau musim salju di bagian utara, dikarenakan pada saat ini terjadi Kutub Selatan yang miring ke arah Matahari.

Selanjutnya, pada saat Bumi berada dalam sudut 90 derajat menghadap ke Matahari, bagian Bumi tersebut akan memasuki musim semi.

Bagian yang berada di sudut 90 derajat dan membelakanginya, akan mengalami musim gugur.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/28/190200423/kenapa-posisi-bumi-miring-dan-apa-dampaknya-ini-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke