Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang 16 Tahun Gempa Yogyakarta yang Tewaskan Ribuan Jiwa

KOMPAS.com - Mengenang 16 tahun Gempa Jogja yang menewaskan ribuan nyawa. Gempa kuat bermagnitudo 5,9 mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya tepat 16 tahun lalu, pada 27 Mei 2006 pukul 5.53 WIB.

Tak hanya wilayah Yogyakarta, gempa ini terasa di sebagian wilayah Jawa Tengah, bahkan hingga Jawa Timur.

Gempa Yogyakarta yang berpusat di Sungai Opak, Dusun Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul. Jalur gempa yang terjadi hingga ke Klaten, Jawa Tengah.

Gempa yang mengguncang berlangsung cukup lama, sekitar 57 detik. Gempa bumi ini menyebabkan ribuan nyawa melayang.

Di media sosial Twitter, tagar #gempajogja masuk dalam daftar trending, di mana para netizen mengenang gempa kuat yang merusak dan menelan korban jiwa yang terjadi 16 tahun lalu.

Tak hanya korban jiwa, kekuatan getaran dan lamanya gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 menyebabkan ratusan ribu rumah hancur.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul memaparkan korban meninggal di wilayah Bantul sebanyak 4.143 korban tewas, dengan jumlah rumah rusak total 71.763, rusak berat 71.372, dan 66.359 rusak ringan.

Sementara itu, total korban meninggal gempa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, tercatat mencapai lebih dari 5.782 orang, 26.299 lebih luka berat dan ringan, serta lebih dari 390.077 rumah roboh akibat gempa yang terjadi.

Mekanisme gempa Jogja 27 Mei 2006

Mengenang gempa Jogja 2006, hasil pemantauan Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, gempa tektonik pada 16 tahun silam, menunjukkan gempa ini berkekuatan 5,9 magnitudo terjadi di lepas pantai Samudra Hindia.

Posisi pusat gempa tepat di perbukitan strukturan yang berjarak sekitar 15 kilometer di sebelah timur zona Graben Bantul.

Gempa Jogja 27 Mei 2006 silam disebabkan oleh tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, berjarak sekitar 150 km-180 km ke selatan dari garis Pantai Pulau Jawa.

Gempa utama yang terjadi terus diikuti oleh gempa susulan dengan kekuatan kecil.

Kendati begitu, kekuatan gempa yang bermekanisme sesar geser ini tidak menyebabkan gelombang tsunami.

Hingga saat ini, gempa Yogyakarta 2006 masih menyimpan tanda tanya terkait lokasi episenter dan persebaran kerusakannya.

“Kerusakan yang membentuk jalur adalah fenomena unik, mengingat lokasi episenter tidak terletak di zona kerusakan. Ini bukti tanah lunak merupakan salah satu faktor penyebab tingginya tingkat kerusakan (local side effect),” tulis Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Pakar gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja menyebut bahwa gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 lalu ini sangat merusak.

Sebab, sesar yang aktif, penyebab gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 ini ada di bawah kawasan pemukiman penduduk.

“Di Yogyakarta, karakteristik tanahnya juga merupakan endapan vulkanik yang rapuh sehingga mengamplifikasi gempa. Ditambah dengan bangunan di Yogyakarta sangat buruk saat itu, maka wajar kalau gempa sangat merusak,” papar Danny dilansir dari Kompas.com, 3 Juli 2017.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/27/170300823/mengenang-16-tahun-gempa-yogyakarta-yang-tewaskan-ribuan-jiwa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke