Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Soroti Pemutihan Karang di Great Barrier Reef, Bagaimana Ini Terjadi?

KOMPAS.com - Terumbu karang yang berada di Great Barrier Reef, sistem terumbu karang terbesar di dunia, telah mengalami peristiwa pemutihan secara luas.

Suhu laut yang naik, emisi yang berlanjut pada kecepatan saat ini, membuat pemutihan karang dapat terjadi setiap dua tahun pada 2034 dan setiap tahun pada 2044.

“Sudah sekitar 1,1 derajat pemanasan global, kita melihat terumbu karang tropis mengalami kerusakan yang sangat besar,” ujar Direktur Penelitian di Dewan Iklim Australia Simon Bradshaw seperti dikutip dari India New England, Selasa (22/3/2022).

Laporan yang dirilis Dewan Iklim Australia menemukan, tahun 2021 menjadi tahun terpanas dalam catatan lautan dunia dan situs warisan dunia sepanjang 2.300 km ini tidak dapat bertahan dalam kondisi tersebut.

Great Barrier Reef status dalam bahaya Unesco karena telah mengalami peristiwa pemutihan karang secara besar-besaran beberapa kali secara berurutan, dengan waktu yang sangat sedikit bagi terumbu untuk pulih.

Apabila pemanasan meningkat hingga lebih dari 1,5 derajat, maka terumbu karang tropis tidak mungkin bisa bertahan.

Dikutip dari The Guardian, tahun lalu Unesco telah menyarankan agar Great Barrier Reef ditempatkan pada daftar dalam bahaya dikarenakan dampak pemanasan global dan lambatnya kemajuan dalam memerangi polusi yang mengalir ke terumbu karang.

Adapun pemutihan karang di ribuan kilometer dari sistem terumbu terbesar di dunia hanyalah salah satu pertempuran Australia dengan darurat iklim.

Otoritas taman laut terumbu karang tengah menunggu sampai survei udaranya selesai sebelum dapat membandingkan pemutihan karang yang terjadi kali ini, dengan peristiwa serupa pada tahun 1998, 2002, 2016, 2017 dan 2020.

Kendati begitu, peristiwa kali ini menjadi pertama kalinya pemutihan karang yang meluas selama pola cuaca La Nina, fase siklus pergeseran daerah hangat di Samudera Pasifik yang menghasilkan lebih banyak awan dan hujan, serta kondisi yang lebih dingin di atas terumbu.

Para ilmuwan berharap, La Nina akan menjadi kesempatan bagi karang untuk tumbuh dan berkembang biak, menjadi jeda dari perjuangannya dengan perubahan iklim, tapi ternyata tidak demikian dan pemutihan karang Great Barrier Reef terus terjadi.

“Ini pertama kalinya kami melihat pemutihan massal di La Nina. Itu karena pemanasan global,” kata Prof Terry Hughes, ilmuwan karang terkemuka di Universitas James Cook Townsville.

Menurut Hughes, masih ada kemungkinan banyak karang dapat bertahan hidup jika suhu air turun, dan ada tanda-tanda akan bertahan.

“Itu adalah terumbu karang yang cukup memutih,” ujar Hughes.

Bagaimana terumbu karang memutih?

Dituliskan dalam laman resmi Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Departemen Perdagangan AS, saat karang tertekan oleh perubahan kondisi seperti suhu, cahaya, atau nutrisi, membuatnya mengeluarkan alga (zooxanthellae) yang hidup di jaringannya dan menyebabkan karang menjadi putih sepenuhnya.

Suhu air yang lebih hangat dapat menyebabkan pemutihan karang, seperti yang terjadi di struktur terumbu karang terbesar di dunia di Great Barrier Reef.

Kondisi ini membuat karang lebih rentan terhadap penyakit, memperlambat pertumbuhan dan mempengaruhi kemampuan untuk bereproduksi.

Saat karang memutih, bukan berarti mati. Karang dapat bertahan dari peristiwa pemutihan, tapi berada di bawah lebih banyak tekanan dan rentan terhadap kematian.

Muncul ketakutan yang nyata di antara para ilmuwan mengenai apa yang bisa terjadi pada terumbu karang ketika fase hangat berikutnya, yang dikenal sebagai El Nino. Itu bisa terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

Sebagai tambahan informasi, pada tahun 2005, AS kehilangan setengah dari terumbu karangnya di Karibia dalam satu tahun dikarenakan peristiwa pemutihan besar-besaran.

Perairan hangat berpusat di sekitar Antillen utara dekat Kepulauan Virgin dan Puerto Rico yang meluas ke selatan.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/24/113100623/ilmuwan-soroti-pemutihan-karang-di-great-barrier-reef-bagaimana-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke