Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER SAINS] Alasan Aktivitas Gempa Swarm Salatiga Harus Diwaspadai | Sinyal Misterius di Luar Angkasa

KOMPAS.com - Meski aktivitas gempa swarm di Salatiga dan sekitarnya menurun, BMKG meminta masyarakap tetap mewaspadai aktivitas gempa yang sudah terjadi sekitar empat hari terakhir.

Ini adalah salah satu berita populer Sains Kompas.com edisi Selasa (26/10/2021).

Selain itu, tertangkapnya sinyal misterius yang diduga dari alien pada 2019 lalu, kini diketahui bahwa itu adalah sinyal radio buatan juga menjadi berita populer lainnya.

Misteri tubuh manusia alis pria lebih lebat saat bertambahnya usia hingga temuan dinosaurus herbivora pemalu juga banyak dibaca.

Berikut rangkuman berita populer Sains sepanjang Selasa (26/10/2021) hingga Rabu (27/10/2021).

Alasan BMKG minta masyarakat waspada gempa swarm Salatiga

Meskipun aktivitas gempa swarm di Salatiga dan sekitarnya semakin menurun, tetapi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta agar masyarakat tetap tenang, tetapi harus sigap mewaspadai aktivitas gempa swarm yang sudah sekitar empat hari terjadi itu.

Hasil monitoring BMKG selama hari Senin 25 Oktober 2021 sampai tengah malam tadi pukul 24.00 WIB terjadi 3 kali gempa swarm di Banyubiru, Ambarawa dan sekitarnya.

Sehingga total aktivitas gempa swarm yang terjadi pascagempa magnitudo 3,0 pada Sabtu 23 Oktober 2021 sudah mencapai 36 kali gempa bumi.

Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono MSi mengatakan, jika ditinjau dari magnitudonya, aktivitas gempa swarm Banyubiru, Ambarawa dan sekitarnya didominasi oleh aktivitas gempa kecil dengan magnitudo kurang dari 3,0 sebanyak 30 kali dengan magnitudo terkecil 2,1.

Sedangkan gempa dengan magnitudo di atas 3,0 terjadi sebanyak 6 kali dengan magnitudo terbesar 3,5.

Frekuensi aktivitas gempa swarm Salatiga yang terjadi memang mengalami penurunan aktivitas dari hari pertama yakni 24 kali, hari ke-2 sebanyak 9 kali, hari ke-3 sekitar 3 kali dan hingga hari ini Selasa siang 26 Oktober 2021 belum terjadi gempa.

Aktivitas sudah menurun, mengapa masyarakat masih harus tetap waspada?

Dalam persoalan ini, Daryono menegaskan, perlu diingat bahwa gempa swarm bisa terjadi dalam beberapa hari, beberapa minggu bahkan bulan.

Sehingga, seharusnya kewaspadaan masyarakat di daerah rentan dan area sekitar gempa-gempa swarm yang terjadi sebelumnya tidak boleh diabaikan.

Selengkapnya baca di sini:

4 Alasan BMKG Minta Masyarakat Waspadai Aktivitas Gempa Swarm Salatiga

Sinyal misterius diduga dari alien, ternyata sinyal radion buatan

Pada 2019 peneliti menyebut bahwa ada sinyal misterius yang terdeteksi berasal dari Proxima Centauri yaitu bintang terdekat dengan matahari yang hanya berjarak 4,2 tahun cahaya, yang diduga berasal dari alien.

Namun, sinyal radio yang terdeteksi oleh teleskop di Australia ini tampaknya bukan berasal dari alien.

Hal tersebut diungkapkan para peneliti melalui laporan yang terbit di Nature Astronomy tahun 2021.

“Ini adalah interferensi (gangguan) radio buatan manusia melalui berbagai teknologi, mungkin yang berada di permukaan bumi,” jelas astronom dari University of California sekaligus penulis laporan, Sofia Sheikh seperti dilansir dari Nature, Senin (25/10/2021).

Selengkapnya baca di sini:

Sinyal Misterius Diduga dari Alien, Ternyata Sinyal Radio Buatan

Alis pria makin lebat saat tua

Jika diamati, beberapa pria memiliki alis yang lebih lebat saat semakin tua.Itu berlaku pula dengan rambut yang tumbuh di telinga dan hidung yang tumbuh bertambah panjang dan banyak.

Sementara itu, rambut di kepala pria justru cenderung menipis.

Ini adalah salah satu misteri tubuh manusia, tapi mengapa itu terjadi pada pria?

Kualitas rambut pada pria dewasa dipengaruhi oleh kadar hormon testosteron.

Menurut Dr. Danilo del Campo, dokter kulit di Klinik Kulit Chicago, hormon itu kemudian memengaruhi folikel rambut dari waktu ke waktu.

"Hanya saja seiring bertambahnya usia, hormon dan berbagai respons terhadap hormon adalah alasan utama perbedaan pria dan wanita dalam hal rambut," ungkap del Campo.

Selengkapnya baca di sini:

Alis Pria Makin Lebat Seiring Bertambahnya Usia, Apa Penyebabnya?

Dinosaurus herbivora yang pemalu

Saat menemukan jejak kaki dinosaurus berusia 220 juta tahun di tambang batu bara di Ipswich, Australia pada 1960-an peneliti menyimpulkan jika itu milik karnivora besar, seperti raptor.

Namun rupanya peneliti harus menarik penilaian tersebut.

Berdasarkan analisis yang lebih rinci serta perbandingan dengan jejak kaki dari spesies dinosaurus lainnya, peneliti menyimpulkan bahwa alih-alih predator, makhluk tersebut ternyata pemakan tumbuhan berukuran kecil, berleher panjang, dan pemalu.

Meski begitu masih belum jelas spesies mana yang memiliki jejak kaki itu.

"Selama bertahun-tahun diyakini bahwa jejak itu dibuat oleh pemangsa besar yang merupakan bagian dari keluarga dinosaurus Eubrontes dengan kaki setinggi lebih dari 2 meter," kata Anthony Romilo, ahli paleontologi dari University of Queensland, Australia.

Mengutip Science Alert, Selasa (26/10/2021) gagasan ini menimbulkan perdebatan selama beberapa dekade, karena tak ada dinosaurus pemakan daging lain di dunia yang mendekati ukuran itu selama periode Trias.

"Tetapi penelitian kami menunjukkan, bahwa jejak itu malah dibuat oleh dinosaurus dari keluarga Evazoum, dinosaurus vegetarian yang lebih kecil dengan tinggi kaki sekitar 1,4 meter dan panjang tubuh 6 meter," jelas Romilo.

Selengkapnya baca di sini:

Dikira Pemakan Daging, Dinosaurus Ini Ternyata Herbivora Pemalu

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/27/073100323/populer-sains-alasan-aktivitas-gempa-swarm-salatiga-harus-diwaspadai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke