Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Penyebab Tubuh Merinding?

Namun, apa penyebab tubuh merinding? Ini adalah salah satu misteri tubuh manusia yang mungkin masih jadi pertanyaan untuk banyak orang.

Dilansir dari Healthline, Senin (25/10/2021), dalam istilah medis, merinding disebut dengan piloerection, cutis anserina, dan horripilation. 

Ini terjadi karena adanya aktivitas fisik yang mengaktifkan sistem saraf simpatik atau insting manusia.

Biasanya, merinding terjadi saat kita merasa kedinginan, mengalami perasaan emosional yang kuat, seperti ketakutan ekstrem, kegembiraan atau gairah seksual, serta saat buang air kecil.

Saat mengalami emosi ekstrem, tubuh akan merespons dengan dua cara, yaitu:

  • Peningkatan aktivitas listrik pada otot tepat di bawah kulit
  • Meningkatnya kedalaman pernapasan.

Kedua respons tersebutlah yang tampaknya mampu memicu tubuh untuk merinding, sekaligus berkeringat atau mengalami peningkatan detak jantung.

Sementara itu, sebuah studi menunjukkan bahwa melihat rangsangan sosial, seperti menonton film dengan percakapan yang emosional, lebih mampu membuat tubuh menjadi merinding daripada hanya mendengar sesuatu atau lagu yang menyentuh emosional.

Kendati demikian, merinding juga bisa terjadi karena aktivitas kecil, seperti saat buang air besar atau buang air kecil.

Adapun fungsi dari merinding adalah dapat membantu tubuh untuk tetap hangat. Saat tubuh kedinginan, gerakan otot penyebab merinding akan menghangatkan tubuh.

Sebaliknya, saat tubuh memanas, merinding perlahan akan mulai hilang. Hal yang sama juga berlaku setelah buang air besar, maka merinding juga akan hilang.

Perlu untuk diketahui, ternyata merinding tidak hanya terjadi pada manusia, melainkan juga dialami oleh hewan, seperti landak dan anjing.

Pada hewan, merinding dinilai sebagai respons tubuh yang menguntungkan bagi mereka.

Pasalnya, tubuh hewan akan terlihat lebih besar serta lebih kuat, yang dapat membantu proses konfrontasi atau pacaran.

Lantas, apakah merinding merupakan suatu gangguan kesehatan?

Pada beberapa kasus, merinding tidak lebih dari gangguan sementara pada tubuh. Tetapi, merinding juga bisa menjadi tanda kondisi serius apabila berlangsung lama.

Misalnya, merinding bisa menjadi salah satu reaksi berlebihan dari sistem saraf pada pengidap penyakit disrefleksia otonom, cedera tulang belakang.

Selain itu, merinding juga bisa muncul pada penderita epilepsi lobus temporal, gangguan kejang kronis atau pada demam karena influenza.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/26/120100123/apa-penyebab-tubuh-merinding-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke