Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Dimensi Mindful Parenting dalam Pemenuhan Gizi Anak

Mindful parenting merupakan pola pengasuhan anak yang dilakukan dengan penuh kesadaran.

Hal tersebut disampaikan oleh Melly Amaya Kiong, Pendiri Komunitas Menata Keluarga, dalam webinar bertajuk Membangun Karakter Kesadaran Gizi Keluarga Melalui Mindful Parenting, oleh YAICI, Selasa (12/10/2021).

"Jadi secara psikologis juga sangat penting sekali, terlebih dengan situasi pandemi dan ekonomi saat ini yang sangat memengaruhi psikis," ujar Kiong.

Kiong mengatakan, dalam penerapan pola asuh mindful parenting, ada 5 dimensi mindful parenting yang penting diketahui.

Adapun kelima dimensi mindful parenting tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Kiong menjelaskan sebagai contoh kasus, yaitu mengenai permasalahan gizi buruk yang sudah ada di Indonesia.

Sebagai penerapan dimensi pertama, para orangtua tidak boleh malu mengakui bahwa masalah gizi buruk memang sudah ada di sekitar kita, bahkan di dalam keluarga sekalipun.

"Kita dengarkan, kenapa masalah itu ada," kata Kiong.

2. Tidak menghakimi

Masih dengan contoh kasus yang sama, setelah melalui dimensi pertama, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan tidak menghakimi.

"Kalau sebelumnya kita tidak tahu dan hari ini kita (baru) tahu, maka mulai hari ini lah kita melakukan perubahan," tegas Kiong.

3. Pengendalian emosi diri

Kiong mengingatkan, ketika orangtua pernah mendapatkan informasi yang salah terkait gizi anak, maka orangtua tidak perlu marah, tapi segera mencari solusinya.

"Misalnya susu kental manis yang sebelumnya dianggap baik, ternyata tidak baik untuk kesehatan anak," ujar Liong.

Sehingga poin dalam dimensi ketiga ini adalah untuk mengerti solusi dari suatu permasalahan yang ada, setelah memahami melalui mendengarkan dengan penuh perhatian, serta tidak menghakimi.

5. Welas asih 

Sikap welas asih diperlukan dalam mindful parenting karena pada dasarnya, anak sangat mudah untuk termakan iklan.

Kiong memberi satu contoh yang ia praktikkan kepada anaknya ketika meminta es krim padahal sedang batuk.

"Karena mama sayang sama kamu, kalau kamu makan ini (es krim) biasanya kamu akan batuk, sehingga mama tidak memberikannya," tutur Kiong.

Sebaliknya, ketika kondisi kesehatan anak sudah membaik dan meminta hal yang sama, hal yang harus dikatakan adalah dengan memberikan alasan mengapa anak diizinkan untuk mendapatkannya.

"Nah, saya garis bawahi saat mengatakannya, 'karena kamu tidak batuk, mama kasih es krim ya'," pungkas Kiong.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/12/200500423/5-dimensi-mindful-parenting-dalam-pemenuhan-gizi-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke