Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Warna Aurora Berbeda-beda?

KOMPAS.com - Aurora adalah fenomena langit yang indah dengan menampilkan berbagai macam warna cahaya. Namun, tahukah Anda mengapa warna aurora bisa berbeda-beda?

Keindahan aurora adalah salah satu rahasia alam semesta yang selalu menarik untuk diulik.

Sains jelaskan, warna aurora yang bervariasi dan beragam tergantung pada ketinggian serta jenis atom yang terlibat, dilansir dari National Geographic, Jumat (24/9/2021).

Jika ion menyerang atom oksigen yang tinggi di atmosfer, interaksi mereka akan menghasilkan cahaya berwarna merah.

Cahaya aurora berwarna merah merupakan hal yang tidak biasa karena warna aurora yang paling dikenal adalah hijau dan kuning.

Warna hijau dan kuning aurora terjadi saat ion menyerang oksigen di ketinggian yang lebih rendah.

Sedangkan cahaya berwarna kemerahan dan kebiruan yang sering muncul di bagian bawah aurora, merupakan hasil tabrakan ion dengan atom nitrogen.

Ion yang menabrak atom hidrogen, serta helium nantinya akan menghasilkan aurora dengan warna biru dan ungu, meskipun mata manusia seringkali tidak dapat mendeteksi bagian spektrum elektromagnetik ini.

Untuk mendapatkan pengetahuan lebih lanjut tentang tampilan cahaya aurora, para ilmuwan sampai meluncurkan satelit yang dirancang khusus untuk mempelajari aurora.

Satelit tersebut dinamai Image for Magnetopause-to-Aurora Global Exploration (IMAGE). Hingga tahun 2005, NASA menggunakan gelombang ultraviolet dan radio untuk mempelajari aurora, serta mempelajari bagaimana aurora terbentuk dan mengapa warna aurora bisa berbeda-beda, melalui satelit IMAGE.

Bagaimana aurora terbentuk?

Diketahui bahwa aurora terbentuk dimulai dari aktivitas pada matahari, bola gas super panas dan terdiri dari partikel bermuatan listrik, yang disebut ion.

Ion yang terus mengalir dari permukaan matahari dikenal sebagai angin matahari.

Ketika mendekati Bumi, sebagian angin matahati akan terhalang oleh magnestosfer. Sedangkan sebagian yang lain terperangkap sebentar di area penahan yang berbentuk cincin di sekitar Bumi.

Daerah ini disebut dengan ionosfer dan berpusat di sekitar kutub geomagnetik Bumi, terletak sekitar 1.300 km dari kutub geofrafis.

Pada ionosfer tersebut, ion angin matahari dan atom oksigen serta nitrogen dari atmosfer Bumi bertabrakan.

Energi yang dilepaskan selama bertabrakan inilah yang menyebabkan lingkaran cahaya berwarna-warni di sekitar kutub atau yang dikenal sebagai aurora.

Sementara itu, kebanyakan aurora terjadi di sekitar 97 sampai 1.000 km di atas permukaan Bumi.

Mereka paling aktif terjadi ketika angin matahari paling kuat, meskipun angin matahari biasanya cukup konstan. Tetapi, berbeda dengan angin matahari, cuaca matahari yang sering diukur dalam bintik matahari dapat berubah setiap hari. 

Aktivitas bintik matahari dilacak selama siklus 11 tahunan dan akan menghasilkan aurora yang cerah, serta konsisten paling terlihat selama puncak aktivitas bintik matahari.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/24/170100723/mengapa-warna-aurora-berbeda-beda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke