Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Kerja Tsunami Early Warning System

KOMPAS.com – Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) merupakan satu-satunya sistem peringatan dini tsunami yang berlaku di Indonesia dan seluruh wilayah di Indonesia wajib menggunakan InaTEWS.

Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 2009, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) adalah lembaga resmi yang bertugas menyerukan peringatan dini tsunami di Indonesia.

Mekanisme kerja tsunami early warning system

Dilansir dari Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami, InaTEWS memiliki dua sistem pemantauan, yakni:

1. Sistem pemantauan darat yang terdiri atas jaringan seismometer dan GPS

2. Sistem pemantauan laut yang terdiri atas tide gauges, buoy, CCTV, radar tsunami, dan kabel bawah laut. BMKG menerima data yang dikirim melalui sistem komunikasi yang berbasis satelit.

Peralatan yang menjadi andalan InaTEWS untuk mengamati gempa bumi adalah jaringan seismometer dan perangkat lunak SeisComP3.

Seismometer adalah alat pencatat dan pengukur getaran gempa bumi. Data dari beberapa seismometer diproses dengan menggunakan perangkat lunak khusus untuk menentukan lokasi (epicenter), waktu, kedalaman, serta magnitudo gempa bumi.

Jika terjadi gempa bumi dengan magnitudo 5 SR atau lebih, BMKG akan menyebarluaskan berita gempa bumi melalui beberapa media komunikasi.

Tidak semua gempa tektonik dapat memicu tsunami. Berikut adalah beberapa kriteria gempa bumi yang dapat menyebabkan tsunami:

1. Mempunyai magnitudo ≥7 SR

2. Sumber gempa bumi di bawah laut dengan kedalaman yang dangkal ≤100 km

3. Terjadi perubahan dasar laut secara vertikal yang bisa dilihat dari mekanisme pusat gempa bumi yang berupa sesar turun dan sesar naik

4. Jarak pusat gempa bumi dari pantai yang memungkinkan terbentuknya tsunami

Ketika parameter gempa bumi memenuhi kriteria tersebut, maka berita gempa bumi akan diikuti dengan peringatan potensi tsunami.

Oleh sebab itu, komponen pengamatan kedua InaTEWS dibangun untuk memantau permukaan air laut untuk memastikan terjadinya tsunami.

Buoy merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Alat ini dikenal dengan tsunameter atau alat pengukur tsunami yang mengapung di permukaan laut.

Ketika tsunami terjadi, buoy akan segera merekam tsunami dan mengirimkan datanya. Data dari buoy berfungsi untuk menentukan apakah tsunami telah terbentuk.

Kemudian, tide gauge akan merekam perubahan muka air laut yang disebabkan oleh tsunami.

Alat ini ditempatkan di pantai sebagai alat konfirmasi bahwa tsunami sudah tiba di pantai atau tsunami sudah reda.

Kepastian datangnya tsunami juga bisa dideteksi dari gambar yang dikirim melalui CCTV (Closed Circuit Television) sekaligus mengamati daerah yang terkena tsunami.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/28/070200923/cara-kerja-tsunami-early-warning-system

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke