Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masturbasi Tidak Dapat Mencegah Infeksi Virus, Ini Penjelasan Dokter

KOMPAS.com - Masturbasi adalah aktivitas seksual yang dilakukan dengan cara merangsang atau menstimulasi alat kelamin untuk kepuasan seksual, yang bisa atau tidak menyebabkan orgasme.

dr Jerry Bailey, dokter Spesialis Kesehatan Pria dan Praktikan Kesehatan Holistik menjelaskan bahwa pelepasan hormon dan peningkatan gairah yang terjadi setelah orgasme melalui masturbasi dapat meningkatkan sel kekebalan tubuh dan hormon.

Kendati demikian, masturbasi tidak memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menambah sistem kekebalan tubuh yang dapat mencegah patogen atau infeksi virus.

“Efek ini bisa bertahan hingga 24 jam pasca-orgasme. Namun, manfaat terbesar adalah dalam 60 menit setelah orgasme,” kata Bailey dikutip dari Medical News Today, Sabtu (31/7/2021).

Bailey menegaskan, masturbasi tidak mampu mengembangkan kekebalan tubuh untuk jangka panjang atau berkelanjutan.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat melakukan penelitian terhadap remaja berusia 14-17 tahun, dengan hasil sebanyak 74 persen pria dan 48 persen wanita melakukan masturbasi. 

Sementara pada orang dewasa berusia 57-64 tahun, sebanyak 63 persen pria dan 32 persen wanita juga melakukan masturbasi.

Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, kenikmatan, menghilangkan stres, memperbaiki suasana hati hingga meredakan kram menstruasi yang merupakan tindakan normal dan sehat.

Masturbasi termasuk strategi untuk meningkatkan kesehatan seksual, mengeksplorasi kesenangan diri, mengurangi potensi kehamilan yang tidak diinginkan, mencegah infeksi menular seksual, dan penularan HIV.

Pada individu yang memilih untuk tidak memiliki pasangan atau tidak berhubungan seksual, mungkin akan melakukan masturbasi. 

Manfaatnya juga dirasakan pada wanita yang lebih tua untuk mengurangi kekeringan pada vagina dan meminimalisir rasa sakit saat berhubungan seks.

Studi yang membahas mengenai dampak masturbasi terhadap kekebalan tubuh, jumlahnya sangat sedikit dan jarang ditemukan khususnya efek yang diberikan pada tubuh wanita.


Terlebih kegiatan ini masih distigmatisasi oleh masyarakat dan diikuti dengan berbagai mitos yang beredar.

Terdapat berbagai macam mitos terkait hal ini meskipun klaim tersebut tidak didukung dengan data ilmiah.

Perlu diketahui, masturbasi tidak akan menyebabkan kebutaan, telapak tangan berbulu, impotensi di kemudian hari, disfungsi ereksi, penyusutan dan kelengkungan penis, jumlah sperma, kemandulan, penyakit kejiwaan hingga kelemahan fisik.

Banyak dari mereka yang melakukan masturbasi walaupun berada dalam status menikah dan menganggap hal tersebut merupakan bagian yang menyenangkan dari hubungan mereka.

Lantas, adakah efek negatif dari masturbasi?

Teknik masturbasi yang berlebihan atau agresif seperti mencengkram penis terlalu ketat, dapat menurunkan sensitivitas seksual. Untuk mengatasinya adalah dengan mengubah teknik masturbasi untuk menghindari risiko tersebut.

Dilansir dari Healthline, ilmuwan berspekulasi adanya penurunan risiko kanker prostat karena ejakulasi dapat mencegah penumpulan agen penyebab kanker di kelenjar prostat.

Tetapi sebaliknya, sebuah penelitian di tahun 2008 mengungkap bahwa aktivitas seksual termasuk masturbasi yang sering dilakukan dapat meningkatkan risiko kanker prostat.

Banyak orang memiliki perasaan bersalah ketika melakukan masturbasi karena takut bertentangan dengan spiritual dan budaya, padahal masturbasi bukan tindakan amoral dan memalukan.

Masturbasi juga menjadi kegiatan yang buruk apabila sampai mengganggu waktivitas sehari-hari.

Berkonsultasi dengan profesional atau terapis kesehatan seksual dapat memberikan pemahaman yang benar dan mengurangi perasaan bersalah pada kegiatan masturbasi serta untuk memperbaiki pola perilaku seksual seperti masturbasi yang berlebihan.

Selain itu, masturbasi yang dilakukan oleh wanita dengan kehamilan berisiko tinggi mungkin tidak aman karena orgasme dapat meningkatkan peluang untuk melahirkan.

Namun masturbasi tetap bisa dilakukan oleh wanita hamil dan membantu meringankan gejala kehamilan seperti nyeri punggung bawah. Tentu dengan berkonsultasi kepada dokter untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/02/170000623/masturbasi-tidak-dapat-mencegah-infeksi-virus-ini-penjelasan-dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke