Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

DNA Berusia 1.600 Tahun Ungkap Proses Pengawetan Alami pada Domba

KOMPAS.com - Tim peneliti gabungan yang terdiri dari ahli genetika dan arkeolog berhasil mengurutkan DNA murni dari domba berusia 1600 tahun yang ditemukan di tambang garam Iran kuno, Chehrabad.

DNA tersebut diambil dari potongan kecil kulit dari kaki mumi domba yang ditemukan di tambang tersebut.

Dari analisis DNA tersebut, peneliti pun dapat mengungkapkan praktik peternakan domba di Timur Dekat kuno. Selain itu juga menunjukkan bagaimana mumifikasi alami yang terjadi pada domba.

Mengutip Eurek Alert, Selasa (20/7/2021) tambang garam Chehrabad dikenal menyimpan bahan biologis yang dapat mengawetkan jaringan lunak yang seharusnya mendegrasi jaringan hewan dan DNA.

Jadi tak heran saat ditemukan potongan kecil kaki domba itu masih terawetkan dengan baik.

Pengaruh tambang garam juga terlihat pada mikroorganisme yang ada di kulit kaki domba.

Archaea dan bakteri yang menyukai garam mendominasi profil mikroba dan mungkin juga berkontribusi pada pelestarian jaringan.

"Tambang dengan kadar garam tinggi serta kelembaban rendah tak hanya mengawetkan kulit dan bulu tetapi melindungi DNA dari kerusakan mikroba saprofit yang memakan bahan organik mati dan membusuk," ungkap Conor Rossi, salah satu penulis studi seperti dikutip dari Live Science.

"Jadi jaringan lunak benar-benar mengering di lingkungan tambang yang ekstrem. Dan ini adalah kasus yang sangat langka dari apa yang dikenal sebagai mumifikasi alami," tambahnya.

Lebih lanjut peneliti juga menemukan bahwa DNA domba yang dianalisis secara genetik mirip dengan ras domba modern di wilayah Iran yang hidup saat ini.

Hal tersebut menunjukkan jika domba modern memiliki hubungan setidaknya sejak 1.600 tahun yang lalu dengan domba yang ditemukan di tambang garam kuno itu.

Tak hanya itu saja, melalui DNA domba peneliti juga mempelajari apakah domba termasuk dalam jenis domba berbulu atau berekor gemuk.

Kedua jenis tersebut merupakan ciri penting pada domba karena digunakan dan dihargai secara ekonomi dalam masyarakat Asia dan Afrika.

Dari analisis tim menemukan jika DNA domba cenderung lebih mengacu pada varian genetik ras berekor gemuk. Sayangnya, sisa mumi tak banyak sehingga sedikit bukti empiris yang dapat mengungkap hal lainnya.

Dari pendekatan genetik dan mikroskopis tim peneliti juga berhasil membuat gambaran bagaimana domba-domba digunakan di masa lalu.

"Penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang Iran era Sasanian mungkin telah mengelola kawanan domba yang dikhususkan untuk konsumsi daging, menunjukkan praktik peternakan yang berkembang dengan baik," ungkap Dr Kevin G Daly, dari Trinity's School of Genetics and Microbiology.

Studi dipublikasikan di jurnal Biology Letters.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/21/080100723/dna-berusia-1600-tahun-ungkap-proses-pengawetan-alami-pada-domba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke