Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vitamin D Langka Diburu untuk Tingkatkan Imunitas, Benarkah Bisa Cegah Covid-19?

KOMPAS.com - Suplemen makanan hingga vitamin kini mulai langka di pasaran. Terutama vitamin D yang banyak diburu untuk meningkatkan imunitas dan menjaga kesehatan, serta diyakini dapat mencegah Covid-19.

"Vitamin C, D dan E paling sering dihubungkan dengan sistem imun. Vitamin D memang salah satu yang berkorelasi dengan sistem imun tubuh," kata Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/7/2021).

Prof Zullies mengatakan bahwa sumber vitamin D bisa juga diperoleh dari makanan dan sinar matahari atau berjemur setiap pagi.

Dengan konsumsi makanan sehat yang mengandung vitamin D, ditambah berjemur setiap pagi, kata Prof Zullies sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D harian.

Namun, menurutnya, dari beberapa kajian mengungkapkan bahwa ternyata rata-rata orang memiliki kadar vitamin D yang rendah, sehingga perlu tambahan asupan vitamin dari luar, yakni dari suplemen.

"Vitamin sangat diperlukan untuk tubuh untuk menjaga imun tubuh. Rata-rata per hari kebutuhan vitamin D berdasarkan usia, memang berbeda," jelas Prof Zullies.

Manfaat vitamin D yakni untuk meningkatkan imunitas, dosis vitamin D yang diperlukan pada anak sekitar 400IU sampai 600IU, sedangkan pada orang dewasa juga rata-rata sekitar 600     IU.

Dosis konsumsi vitamin D

Vitamin D dengan berbagai dosis kini banyak diburu, tak hanya oleh mereka yang sedang sakit, tetapi juga yang sehat, dari dosis 400IU hingga 5000IU.

Terutama sejak pandemi Covid-19 semakin meluas dan angka penularan terus meningkat, banyak orang yang mulai memburu berbagai suplemen makanan, vitamin dan obat, sebagai upaya untuk mencegah infeksi Covid-19.

Lantas, berapakah dosis vitamin D yang seharusnya dikonsumsi?

Prof Zullies menjelaskan kebutuhan vitamin D pada orang yang sehat dan orang yang sedang sakit, khususnya mereka yang terkena Covid-19, tentu berbeda. Untuk menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, dosis vitamin D yang disarankan per hari yakni antara 400IU hingga 1000IU.

Sebab, asupan vitamin D tak hanya diperoleh dari suplemen tambahan, tetapi juga dari makanan sehat yang kita konsumsi.

Namun, berbeda pada orang sedang sakit, terutama mereka yang sedang terinfeksi Covid-19.

Dosis vitamin yang diberikan atau disarankan juga berbeda. Vitamin D yang dikonsumsi untuk memulihkan imunitas atau kesehatan pada kelompok ini, kata Prof Zullies, bisa mencapai 5000IU atau lebih.

"Pada dasarnya, vitamin D tambahan relatif aman dikonsumsi setiap hari, untuk dosis sekitar 400IU. Namun, untuk dosis yang lebih tinggi, sebaiknya tidak dikonsumsi untuk waktu yang lama," jelas Prof Zullies.

Batas toleransi vitamin D yang dikonsumsi yakni 10.000IU per hari, masih tidak masalah.

Akan tetapi, kata Prof Zullies, tidak disarankan mengonsumsi vitamin D hingga 40.000IU per hari. Sebab, dengan dosis vitamin setinggi itu, dapat menyebabkan keracunan.

"Vitamin D itu larut dalam lemak, jika dosisnya terlalu tinggi maka itu akan sulit dieliminasi dalam tubuh. Sama dengan vitamin C yang larut dalam air, jika terlalu banyak akan dikeluarkan melalui urin, dan bisa terdeposit terlalu lama dalam tubuh," papar Prof Zullies.

Prof Zullies menyarankan sebagai langkah preventif yakni mencegah penyakit dan menjaga kesehatan serta menjaga imunitas, maka dosis vitamin D yang disarankan sekitar 400IU sudah cukup.

Sedangkan, untuk terapi penyembuhan sakit, terutama pada mereka yang terkena Covid-19, maka dosis vitamin D yang dikonsumsi bisa lebih tinggi, yakni 1000IU hingga 5000IU.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/07/170300223/vitamin-d-langka-diburu-untuk-tingkatkan-imunitas-benarkah-bisa-cegah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke