Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hipospadia, Kelainan Genitalia yang Sering Ditemukan pada Bayi Laki-laki

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI, Dr dr Irfan Wahyudi Sp.U(K) dalam diskusi daring bertajuk Peran Orang Tua dalam Deteksi Dini dan Mencari Penanganan Medis yang Tepat, Jumat (4/6/2021).

"Hipospadia ini tidak bisa lagi dianggap tabu, karena kelainan bawaan genitalia merupakan kelainan yang cukup sering terjadi," kata Irfan.

Hipospadia adalah kelainan bawaan lahir pada genitalia pria, yang ditandai dengan letak lubang saluran kemih yang tidak terelak pada ujung penis, tetapi terletak pada bagian bawah batang penis.

Kulit kulup juga tidak terbentuk sempurna dan tampak berkumpul di bagian atas penis. Sedangkan, bagian bawahnya tidak tertutup (seperti hoodie) dan penis akan tampak bengkok saat ereksi.

Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara abnormal pada minggu ke 8-14 kehamilan.

Menurut studi daru EUROCAT, total kasus hipospadia yang terjadi di Eropa mencapai angka 18,6 kasus baru per 10.000 kelahiran.

Selama periode 2001 hingga 2010, total angka penderita hipospadia menunjukkan hasil yang relatif mirip.

Menurut systematic reviews, rata-rata prevalensi hipospadia di seluruh dunia yakni: Eropa 19.9, Amerika Utara 34.2, Amerika Selatan 5.2, Asia 0.6-69, Africa 5.9 dan Australia 17.1-34.8.

Angka kasus hipospadia di Indonesia

Sementara itu, Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI, dr Arry Rodjani Sp.U(K) mengatakan, kendati di Indonesia belum ada studi epidemiologinya, umumnya hipospadia ini ditemukan pada 1 dari 200-300 kelahiran bayi lelaki. 

Menurut Arry, angka kejadian berkisar 1 dari 200-300 kelahiran bayi laki-laki dan akhir-akhir ini disinyalir angka kejadian lebih kerap terjadi, yang diduga karena beberapa faktor.


Di antaranya seperti faktor polusi udara, penggunaan insektisida pada bahan-bahan makanan, penggunaan kosmetik saat kehamilan dan zat-zat lain yang dapat mengganggu sistem endokrin saat kehamilan sebagai penyebab terjadinya hipospadia.

Bayi dengan berat badan lahir rendah juga memiliki risiko lebih tinggi terkena hipospadia.

"Hipospadia merupakan kasus kelainan genital yang sering ditemukan. Hipospadia tidak menimbulkan rasa sakit, namun menyebabkan gangguan saat berkemih," kata dia.

Jika tidak segera ditangani, Arry berkata, kelainan ini dapat menimbulkan dampak jangka panjang, yaitu gangguan pada fungsi reproduksi infertilitas dan psikologi jika tidak diterapi dengan benar.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/04/193000723/hipospadia-kelainan-genitalia-yang-sering-ditemukan-pada-bayi-laki-laki

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke