Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Angka Kematian Covid-19 di Indonesia Naik, Apa yang Harus Dilakukan?

KOMPAS.com- Setelah masa libur Lebaran 2021, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan persentase angka kematian Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan.

Berdasarkan data per 15 Mei 2021, persentase angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia sebesar 2,76 persen.

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (15/5/2021), Doni menegaskan bahwa kenaikan angka kematian ini harus dijadian evaluasi penanganan kasus Covid-19 di tingkat nasional maupun daerah.

Epidemilog dari Griffith University Australia Dicky Budiman juga mengungkapkan bahwa kasus kematian Covid-19 di Indonesia sudah stabil tinggi sejak awal.

Angka kematian Covid-19, kata Dicky, menunjukkan indikator telat, yang artinya kondisi terjadi akibat adanya kebobolan pada deteksinya atau sistem penemuan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Penemuan kasus positif Covid-19 itu tidak hanya melalui testing. Bisa juga dilakukan secara aktif, seperti dari rumah ke rumah," jelas Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/5/2021).

Saat kasus positif Covid-19 ini ditemukan, maka dapat segera dilakukan isolasi dan karantina, sehingga upaya ini dapat menurunkan potensi kematian Covid-19 di Indonesia.

Lebih lanjut Dicky mengatakan bahwa angka kematian akibat Covid-19 yang meningkat menunjukkan keparahan situasi pandemi virus corona saat ini.

Fakta lain yang diungkapkan selain angka kematian Covid-19 yang naik di Indonesia, yakni selama masa Lebaran, pemeriksaan spesimen atau testing juga disebutkan Satgas Penanganan Covid-19 mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir.

Menyoroti hal ini, Dicky mengungkapkan bahwa kondisi ini dapat sangat berbahaya, apalagi di tengah situasi pandemi yang mulai memasuki tahun kedua.

"Ini sudah semakin serius. Akumulasi kasus Covid-19 kita, rata-rata penemuan atau laporan kasus masih seper sepuluh, lebih rendah dari estimasi yang terendah," ungkap Dicky.

Angka testing Covid-19 di Indonesia, kata Dicky, masih sangat rendah. Dengan tes positivity rate yang lebih dari 10 persen, hampir setiap hari selama setahun, artinya bom waktu wabah Covid-19 ini sudah sangat besar.

Seharusnya, kata Dicky, tes Covid-19 di Indonesia semestinya sudah berada pada kisaran 250.000 hingga 500.000 tes per hari.

Lantas, perihal naiknya angka kematian Covid-19 dan rendahnya testing, apa yang harus dilakukan Indonesia untuk menghadapi kondisi ini?

Dicky memaparkan bahwa penting untuk dapat meningkatkan tes Covid-19. Setidaknya, tes ini sudah dapat mencapai 250.000 hingga 500.000 tes per hari.

Selain itu, perlu dilakukan program penjangkauan ke rumah-rumah.

Artinya, tes Covid-19 ke rumah-rumah, untuk mencegah adanya kasus-kasus infeksi di rumah yang tidak terdeteksi.

"Kalau bisa diterapkan PSBB selama 2 minggu se-Jawa dan Bali, itu akan jauh lebih bagus," jelas Dicky.

Termasuk tes Covid-19 terhadap para pemudik. Meski sebelum masa Lebaran, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik, namun cukup banyak orang yang nekat pulang kampung.

"Setelah pulang mudik, bekerja dari rumah dulu, untuk mencegah penularan virus yang dibawanya. Stay di rumah 10 hari dulu minimal, atau dua minggu, baru kembali," saran Dicky.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/18/090200123/angka-kematian-covid-19-di-indonesia-naik-apa-yang-harus-dilakukan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke