Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vaksin Baru Ini Disebut bisa Memblokir Covid-19 dan Varian Baru

KOMPAS.com- Kandidat baru vaksin virus corona menunjukkan manfaatnya yang dapat memblokir infeksi Covid-19, bahkan dari beberapa varian baru yang bermutasi saat ini.

Penelitian pengembangan vaksin Covid-19 baru ini, dilakukan oleh para peneliti di Duke Human Vaccine Institute, North Carolina, Amerika Serikat.

Dilansir dari Medical Xpress, Minggu (16/5/2021), para peneliti vaksin ini institut tersebut telah menguji vaksin virus corona yang mereka kembangkan terhadap hewan.

Hasilnya menunjukkan bahwa vaksin baru yang mereka kembangkan terbukti efektif dalam melindungi monyet dan tikus dari berbagai infeksi virus corona, termasuk SARS-CoV-2 serta virus corona.

Selain itu, pengembangan vaksin Covid-19 tersebut juga efektif terhadap virus corona yang berasal dari virus corona kelelawar, yang berpotensi dapat menyebabkan pandemi berikutnya.

Vaksin baru yang disebut pan-coronavirus vaccine atau vaksin pan-coronavirus, dalam studi ini dapat memicu antibodi penetral melalui partikel nano.

Nanopartikel tersebut terdiri dari bagian virus corona yang memungkinkan untuk mengikat reseptor sel tubuh, dan diformulasikan dengan penguat kimiawi, yang disebut adjuvan. Keberhasilan uji vaksin tersebut terhadap primata, menurut peneliti sangat relevan dengan manusia.

Dalam studi temuan potensi vaksin varu ini, telah dipublikasikan dalam jurnal Nature, pada Senin (10/5/2021) lalu.

"Kami memulai pekerjaan ini (pengembangan vaksin baru Covid-19) pada musim semi lalu, dengan pemahaman bahwa semua virus, mutasi akan terjadi pada SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19," kata penulis senior dari studi ini Barton F. Haynes, MD, direktur Duke Human Vaccine Institute (DHVI).

Haynes menambahkan, "Vaksin mRNA sudah dalam pengembangan, jadi kami mencari cara untuk mempertahankan kemanjurannya begitu varian baru (virus corona) muncul," katanya menjelaskan pengembangan vaksin baru.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pendekatan ini tidak hanya memberikan perlindungan terhadap SARS-CoV-2, tetapi antibodi yang diinduksi oleh vaksin juga dapat menetralkan varian yang dikhawatirkan.

Di antaranya varian baru virus corona Inggris, Afrika Selatan dan Brasil.

"Dan antibodi yang diinduksi bereaksi dengan panel virus corona yang cukup besar," jelasnya.

Haynes dan timnya, termasuk Kevin Saunders, direktur penelituan di DHVI, telah mengembangkan studi sebelumnya terkait wabah SARS, yakni penyakit pernapasan yang disebabkan oleh SARS-CoV-1.

Pada virus corona tersebut, Achilles heel adalah pengikat reseptor yang dominan, yang berada pada bagian spike dari virus corona yang berperan dalam infeksi, yakni menghubungkan virus ke reseptor di sel manusia.

Kendati bagian pengikat ini memungkinkannya masuk dan menginfeksi sel manusia, namun ia juga dapat menjadi sasaran antibodi.

Metode pengembangan vaksin baru

Tim peneliti mengidentifikasi bagian dominan dari pengikat reseptor tertentu yang ada pada SARS-CoV-2, varian yang bersirkulasi dan virus kelelawar terkait SARS, yang membuatnya sangat rentan terhadap antibodi penetral silang.

Selanjutnya, penelitu merancang nanopartikel yang menampilkan titik kerawanan tersebut. Nanopartikel tersebut digabungkan dengan molekul kecil adjuvan.

Khususnya reseptor 7 dan 8 agonis mirip tol yang disebut 3M-052, diformulasikan dengan Alum, yang dikembangkan oleh 3M dan Infectious Disease Research Institute.

Adjuvan ini ditambahkan untuk meningkatkan respons kekebalan tubuh.

Dalam uji efeknya pada monyet, vaksin nanopartikel tersebut mampu memblokir infeksi Covid-19 hingga 100 persen.

Vaksin baru tersebut juga menghasilkan tingkat penetral yang lebih tinggi secara signifikan pada hewan, daripada platform vaksin yang ada saat ini, atau infeksi alami pada manusia.

Pada dasarnya apa yang dilakukan timnya, kata Sanders, adalah mengambil banyak salinan dari sebagian kecil virus corona untuk membuat sistem kekebalan tubuh meresponsnya dengan cara yang lebih tinggi.

"Kami menemukan bahwa hal itu tidak hanya meningkatkan kemampuan tubuh untuk mencegah virus menyebabkan infeksi, tetapi juga menargetkan situs kerentanan reaktif silang ini pada lonjakan protein lebih sering. Kami pikir itulah mengapa vaksin ini efektif melawan SARS-CoV-1, SARS-CoV-2 dan setidaknya empat varian umumnya, ditambah virus korona hewan tambahan," jelas Sanders.

Haynes menambahkan ada tiga pandemi virus corona dalam 20 tahun terakhir. Sehingga ada kebutuhan untuk mengembangkan vaksin yang efektif yang dapat menargetkan patogen ini sebelum pandemi berikutnya terjadi.

"Pekerjaan ini (pengembangan vaksin baru) mewakili platform yang dapat mencegah, dengan cepat meredam, atau memadamkan pandemi," imbuhnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/16/111000723/vaksin-baru-ini-disebut-bisa-memblokir-covid-19-dan-varian-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke