Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Spondilitis Ankilosa, Kelainan Langka yang Diderita ‘Pria Terlipat’

KOMPAS.com – Li Hua, seorang pria asal Shenzhen, Tiongkok, tidak bisa berdiri dan duduk setelah mengalami kelainan tulang langka yang disebut spondilitis ankilosa.

Sejak Li berusia 18 tahun, kelainan tersebut membuat tulang-tulang punggunya melengkung ke depan hingga menyebabkan bungkuk ekstrem.

Kondisi ini menyebabkan postur tubuh Li “terlipat” dengan beberapa bagian tubuh saling bersentuhan.

Bagian-bagian tersebut adalah dagunya yang bersentuhan dengan dada, tulang dada bersentuhan dengan tulang kemaluan, dan wajah bersentuhan dengan tulang paha.

Lantas, apa penyebab spondilitis ankilosa yang diderita oleh Li? Berikut adalah penjelasannya, dilansir dari WebMD, 13 Oktober 2020.

Apa itu spondilitis ankilosa?

Ankilosa berarti tulang yang menyatu dan spondilitis berarti peradangan pada tulang belakang.

Spondilitis ankilosa atau ankylosing spondylitis adalah jenis radang sendi langka yang menyebabkan nyeri dan kekakuan pada tulang belakang.

Kondisi yang dikenal juga dengan nama penyakit Bechterew ini umumnya dimulai di punggung bawah yang menyebar ke leher atau merusak persendian di bagian tubuh lain.

Pada kasus yang parah, spondilitis ankilosa dapat menyebabkan tulang belakang membungkuk, seperti yang dialami oleh Li.

Penderita spondilitis ankilosa mungkin mengalami nyeri atau kaku di punggung bawah, pantat, bahu, tangan, tulang rusuk, pinggu, paha, kaki, dan tumit.

Gejala spondilitis ankilosa dapat berbeda-beda. Kondisinya juga bisa berubah lebih cepat atau lebih lambat.

Penyebab spondilitis ankilosa

Para peneliti belum yakin mengenai penyebab spondilitis ankilosa, tetapi mereka menduga ini berkaitan dengan gen.

Kebanyakan orang yang mengalami spondilitis ankilosa memiliki gen yang membuat protein yang disebut HLA-B27.

Dokter menduga, protein tersebut memberi sinyal pada sistem kekebalan untuk menyerang beberapa bakteri umum di tubuh dan memicu gejala spondilitis ankilosa.

Diagnosis spondilitis ankilosa

Spondilitis ankilosa mungkin sulit dikenali karena banyak orang yang mengalami gejala nyeri punggung.

Selain itu, tidak ada tes tunggal untuk mengonfirmasi spondilitis ankilosa sehingga dokter mungkin akan mengandalkan laporan gejala, pemeriksaan fisik, dan tes darah.

X-ray atau MRI juga mungkin dilakukan, meski prosedur ini tidak selalu membantu karena kerusakan sendi mungkin tidak dapat terlihat langsung.

Pengobatan spondilitis ankilosa

Li yang telah mengidap spondilitis ankilosa selama 28 tahun harus menjalani rangkaian operasi panjang untuk mengatasi kelainan ini.

Dilansir dari National Geographic Indonesia, Dr. Tao Huiren, ahli bedah yang menangani Li di Shenzhen University General Hospital mengaku, kondisi Li adalah kasus terparah yang pernah ia lihat.

Dr. Tao beserta rekan-rekan dokter lainnya melakukan 4 operasi panjang hingga berhasil merekonstruksi tulang dan memperbaiki postur tubuh Li.

Setelah lebih dari 20 tahun tubuhnya terlipat, Li akhirnya bisa kembali duduk, berdiri, dan wajahnya bisa terlihat lagi.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/08/170200123/spondilitis-ankilosa-kelainan-langka-yang-diderita-pria-terlipat-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke