Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peneliti Sebut Obesitas Jadi Prediktor Kunci Kematian akibat Covid-19

Padahal sebenarnya, berbagai risiko penyakit mengintai pada orang dengan kelebihan berat badan, terutama yang telah masuk dalam kategori obesitas.

Para peneliti bahkan memperingatkan, bahwa obesitas - yang didefinisikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dengan indeks massa tubuh (BMI) 30 ke atas, adalah salah satu kondisi kesehatan utama yang akan membuat seseorang dari segala usia, lebih rentan terhadap infeksi Covid-19 gejala parah hingga kematian.

Sebuah studi baru juga menemukan, obesitas tampaknya lebih berpengaruh dalam menentukan efek virus corona daripada yang diyakini sebelumnya.

Kelebihan Berat Badan adalah Prediktor Yang Sangat Signifikan pada Kematian Covid-19
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan Rabu (3/3/2021), Covid-19 and Obesity: Atlas 2021, tingkat kematian akibat Covid-19 hingga sepuluh kali lebih tinggi di negara-negara di mana lebih dari setengah populasinya kelebihan berat badan.

Ini mengidentifikasi, kelebihan berat badan sebagai prediktor yang sangat signifikan dari infeksi parah, termasuk komplikasi akibat virus corona — rawat inap, rawat inap di ICU, dan perawatan ventilasi mekanis. Ini juga menggambarkan kondisi ini sebagai prediktor kematian pada Covid-19.

Sebaliknya, negara-negara di mana kurang dari 40 persen populasinya mengalami obesitas, memiliki lebih sedikit kematian terkait Covid-19.

Peneliti mengidentifikasi Inggris, Amerika Serikat, dan Italia sebagai negara yang mana lebih dari setengah populasinya kelebihan berat badan, dan di mana tingkat kematian akibat Covid-19 jauh lebih tinggi.

Sementara Vietnam sebagai Negara dengan jumlah orang kelebihan berat badan paling sedikit dan tingkat kematian Covid-19 terendah kedua di dunia.

“Populasi yang kelebihan berat badan adalah populasi yang tidak sehat, hanya tinggal menunggu pandemi terjadi,” jelas laporan itu.

Peneliti juga mencatat bahwa mereka yang berusia di bawah 60 tahun dengan BMI antara 30 hingga 34, dua kali lebih mungkin untuk dirawat di ICU daripada mereka yang memiliki BMI di bawah 30.

“Mengurangi satu faktor risiko utama, kelebihan berat badan, akan menghasilkan jauh lebih sedikit tekanan pada layanan kesehatan, agar tidak kewalahan,” tulis mereka.

Dalam situsnya, CDC juga menjelaskan bagaimana obesitas berperan meningkatkan keparahan Covid-19.

“Obesitas meningkatkan risiko gejala parah akibat Covid-19. Orang yang kelebihan berat badan kemungkinan juga berisiko lebih tinggi, ” tulis peneliti.

Selain itu, obesitas dapat melipatgandakan risiko rawat inap karena infeksi Covid-19 hingga tiga kali lipat.

Obesitas terbukti mempengaruhi sistem kekebalan, yang selanjutnya salah satu efeknya adalah menurunkan kapasitas paru-paru dan mengganggu sistem pernapasan.

Peneliti menyebut, seiring meningkatnya BMI maka risiko kematian akibat Covid-19 juga akan meningkat.

Bukan hanya itu, penelitian telah menunjukkan bahwa obesitas dapat menyebabkan respons vaksin yang lebih rendah untuk berbagai penyakit.

Oleh sebab itu, peneliti merekomendsikan sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan BMI Anda, termasuk mengonsumsi makanan yang sehat, tetap aktif, mengurangi tingkat stres, dan cukup tidur.

Yang Harus Dilakukan Jika Anda Obesitas

Jika Anda khawatir tentang BMI Anda, cobalah menghubungi dokter untuk mendiskusikan langkah sehat yang bisa Anda lakukan sesuai dengan kondisi tubuh.

Selain itu untuk melindungi diri dari Covid-19, Anda harus tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak bepergian jika tidak mendesak, menghindari kerumunan, menghindari bertemu orang di dalam ruangan, dan segera dapatkan vaksinasi Covid-19 yang telah tersedia.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/08/160500723/peneliti-sebut-obesitas-jadi-prediktor-kunci-kematian-akibat-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke